MEDAN, Waspada.co.id – Indonesia tercatat masih nol kasus cacar monyet atau monkeypox. Meski begitu, masyarakat tetap perlu mengetahui seluk beluk penyakit menular tersebut dan berupaya mencegahnya.
Demikian disampaikan Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumatera Utara, Nawal Lubis, saat menghadiri workshop cacar monyet di Kantor DWP Sumut, Jalan Teuku Cik Ditiro, Medan, Senin (8/8).
“Cacar monyet belum ada di Indonesia, apalagi di Sumut, tapi kita perlu mengetahui seluk beluknya, sehingga bisa kita cegah. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati,” kata Nawal.
Karena itu, Nawal mengapresiasi DWP yang mengadakan workshop tersebut. Menurutnya, edukasi merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat terutama mengenai penyakit. Dengan begitu, masyarakat bisa mencegah penyakit.
“Saya apresiasi DWP yang memberikan edukasi kepada masyarakat, sesuai dengan mars DWP yang disebutkan kita untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan ekonomi, sosial, dan budaya,” ujar Nawal.
Lenni Evalena Sihotang, dokter spesialis penyakit dalam RSUP H Adam Malik yang menjadi pemateri workshop, menyampaikan saat ini kasus cacar monyet atau monkeypox sudah terdapat di beberapa negara. Bahkan Singapura telah melaporkan temuan kasus cacar monyet tersebut.
“Dari Kemenkes, penyakit ini belum ada di Indonesia. Kemarin ada di Jawa Tengah suspek cacar monyet, tapi sekarang dipastikan negatif. Kita harus mewaspadai, sehingga bisa mencegah tidak masuk ke Indonesia apalagi ke Sumut,” kata Lenni.
Cacar monyet merupakan penyakit virus zoonosis atau penularan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menular dari manusia ke manusia melalui pernafasan atau kontak fisik. Cara mencegahnya dengan sering mencuci tangan dan menghindari sentuhan barang yang digunakan orang terinfeksi, termasuk kontak fisik dengan orang yang diduga cacar monyet. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post