BLANGKEJEREN, Waspada.co.id – Sejak pertama Kabupaten Gayo Lues disahkan pada 11 Maret 2002 menjadi sebuah kabupaten dari Kabupaten Induk Aceh Tenggara, hingga hari ini Kabupaten Gayo Lues telah genap berusia 20 tahun. Bukanlah waktu yang singkat untuk berbenah diri dan menjadi sebuah negeri yang makmur dan bermartabat, tetapi “Dewi Fortuna” mungkin belum berpihak kepada masyarakat arus bawah yang kerap disebut ‘the grassroot’.
Mungkin hal ini berbeda dengan pandangan sosok Muhammad Faisal Hasrimy, yang digadang-gadang akan menjadi Penjabat Bupati Gayo Lues pada pertengahan Oktober 2022 mendatang, meskipun waktu yang diberikan untuk Pj. Bupati teramat singkat, yaitu mensukseskan Pilkada serentak pada tahun 2024 mendatang.
Serta melanjutkan RPJM pemerintahan sebelumnya, yang belum selesai, namun dalam hati sanubari dan pikiran seorang Faisal Hasrimy tidak sesingkat waktu yang ditetapkan, dia malah memandang jauh ke depan, tentang nasib ‘Anak Negeri’ yang telah lama dia tinggalkan ini.
Hal ini terungkap saat beliau menyampaikan tekadnya kenapa dia ingin kembali ke tanah kelahirannya di Dataran Tinggi Gayo Alas, kepada Waspada Online, Kamis (23/9) via seluler, Faisal Hasrimy mengungkapkan, baginya Gayo Lues yang juga disebut dengan julukan ‘Negeri Seribu Bukit’ adalah ibarat “Intan Mutiara” yang terpendam.
Jika ditemukan dan berada di tangan dingin seorang pemimpin, maka mutiara terpendam itu akan dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan segenap masyarakat, terutama grassroot.
Dikatakan Gayo lues mempunyai potensi SDA yang sangat bagus, unik dan indah, dan potensi Gayo Lues yang dapat dikelola sangat banyak. Seperti sektor pertambangan, periwisata, perkebunan, peternakan serta seni budaya dan juga agamanya. Tetapi, semua itu akan terwujud bila potensi SDM-nya yang pertama digali dan diberdayakan sedemikian rupa,” terang Faisal.
Discussion about this post