MEDAN, Waspada.co.id – Setelah kenaikan harga Bahan Bakar Bersubsidi harga komoditas pangan mengalami kenaikan dikarenakan adanya kenaikan biaya transportasi.
Justru pekan ini, harga pangan di sejumlah komoditas mengamai penurunan. Jika membandingkan harga pangan pokok antara Kota Medan dengan Sumut secara keseluruhan, terlihat harga pangan pokok di Kota Medan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan harga di luar Kota Medan. Ini dikarenakan Medan masih tidak begitu jauh dengan titik produksi pangan.
Pemerhati Ekonomi Sumut, Gunawa Benjamin menerangkan selain Kota Medan, Siantar juga menjadi kota yang juga relatif sangat dekat dengan sejumlah basis produksi pangannya. Sementara untuk kota Sibolga, Padang Sidempuan hingga Gunung Sitoli, harganya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan kota Siantar dan Medan.
“Jika mengacu kepada PIHPS dan jika membandingkan harga sebelum BBM dinaikkan dengan harga akhir bulan ini, harga cabai merah di Kota Medan turun 59,3 persen, sementara total wilayah Sumut mengalami penurunan 56,7 persen. Berbeda dengan cabai rawit yang mengalami kenaikan harga 5,2 persen, sementara di Sumut harganya justru turun 12,7 persen,” tuturnya, Jumat (30/9).
Sementara itu, untuk minyak goreng baik curah dan kemasan di Kota Medan turun dalam rentang 3,8 persen hingga 65 persen, dan untuk wialayah Sumut secara keseluruhan turun 1 persen hingga 7,2 persen.
“Disusul dengan harga telur ayam turun 0,76 persen di Kota Medan, dan turun 3,1 persen di wilayah Sumut, dan bawang merah yang banyak didatangkan dari luar wilayah Sumut khususnya jawa, harganya di Medan mengalami kenaikan 16,9 persen, sementara untuk keseluruhan wilayah Sumut harganya naik 10,2 persen,” ucapnya.
Ini membuat Kota Medan yang menjadi kota dengan kontribusi inflasi terbesar, dan berkaca kepada kinerja harga pangannya. Maka dipastikan harga pangan di Sumut memberikan kontribusi deflasi di bulan September ini.
“Di mana Sumut diperkirakan tetap akan merealisasikan inflasi dikisaran 0,87 persen di bulan ini, akibat kenaikan harga kebutuhan hidup lainnya diluar pangan, akibat kenaikan harga BBM sebelumnya,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Discussion about this post