JAKARTA, Waspada.co.id – Terkait mengimbau OJK mengenai bahaya kebocoran data di industri keuangan non bank (IKNB) termasuk industri asuransi, Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) beberapa waktu lalu mengakui sistem keamanan teknologi dan informasi di Indonesia masih terbilang belum cukup kuat.
Kepala BSNN, Hinsa Siburian menuturkan sejalan dengan masyarakat Indonesia yang baru mulai memanfaatkan teknologi secara masif pada saat pandemi Covid-19.
“Kita tidak boleh langsung beranggapan kami ini kuat, karena kita tahu banyak kerentanan. Pemerintah tentu juga menyadari. kita semua pun seluruh bangsa indonesia itu menyadari, kita baru masuk, kira-kira setelah covid ini semakin masif ya, itu era digital. Itu merubah paradigma sebenarnya,” tuturnya di Depok, Rabu (14/9).
Lalu tengah melakukan percepatan dalam keamanan siber. Meskipun dalam setiap perkembangan teknologi selalu ada hal yang baru sehingga menjadi celah bagi seseorang melakukan tindak pidana teknologi.
“BSSN mengejar terutama soal keamanan ya. Jadi memang kita berharap, perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu paralel, sehingga mengantipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Discussion about this post