SEIRAMPAH, Waspada.co.id – Syahril Akmal harus rela tinggal di rumah reyot nyaris ambruk di Jalan Belidaan Dusun I, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Rumah yang dihuni pria berusia 65 tahun bersama keluarganya, lokasinya tidak jauh Kantor Bupati Sergai berjarak sekitar 500 meter.
Waspada Online menyambangi, Sabtu (24/9), melihat kondisi rumah dari keluarga prasejahtera sudah miring dengan dinding rumah terbuat dari tepas sudah lapuk dan nyaris rubuh.

Di rumah itu, tampak Syahril bersama istri Suriyani dan kedua anaknya hanya bisa pasrah dengan atap rumah yang sudah bolong dan lantai rumah hanya dilapisi papan bekas sudah usang. “Kondisi rumah miring dan atapnya bolong-bolong sudah berlangsung selama lima tahun ini,” kata Syahril akrab disapa Pak Boy.
Ia menuturkan, rumahnya merupakan warisan almarhum orang tuanya yang dibangun sekitar tahun 1950. Sejak tahun 2000 dia menempati rumah tersebut setelah orang tuanya meninggal dunia dan kini kondisinya rusak tak pernah diperbaiki.
Pak Boy ini berkeinginan rumahnya segera diperbaiki, karena tidak biaya membuat dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi rumahnya yang nyaris roboh. ” Saya sebenarnya ingin memperbaiki rumah ini, tapi mau gimana kerja saya pun mocok-mocok dari mana uangnya,” ujar Pak Boy.
Diakuinya, apabila hujan turun, dirinya dan keluarga harus berkumpul di ruangan tamu, karena atap rumahnya bocor. Ia selalu cemas bila hujan disertai angin kencang dapat merobohkan rumahnya.
“Kalau hujan ya kami menumpuk di tempat yang tidak kena hujan, tapi kalau hujannya malam kami tak berani tidur. Apalagi hujan disertai angin kencang kami keluar rumah takut roboh,” ungkapnya.
Pak Boy ini pernah datang ke Pemerintah Desa Cempedak Lobang untuk mengusulkan perbaikan rumahnya. Karena terkendala dengan status surat tanah, karena surat itu dikuasai adik kandungnya.
“Iya, kemarin sudah ada yang mau bantu perbaiki rumah, tapi karena suratnya adikku yang pegang, tidak jadi diperbaiki. Yang datang baru pemerintah desa, kalau dari kabupaten belum ada menawarkan bantuan,” kata dia.
Ia berharap, ada bantuan pemerintah untuk memperbaiki rumahnya. “Kalau bisa cuma pakai fotokopi suratnya, saya mohonlah diperbaiki,” harapnya. (wol/rzk/d2)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post