BINJAI, Waspada.co.id – Baju dinas Polri berwarna coklat tua yang tergantung di sebuah hanger mengalihkan pandangan pengunjung. Tak lama memang, hanya sekitar 1 menit mata melirik ke arah pakaian dinas yang dilengkapi sejumlah atribut Polisi di beberapa sisi baju.
Setelan baju dinas Polri itu sudah sekitar 3 hari terpajang di sisi kiri ruangan berukuran 6×3 meter yang dijadikan tempat menjahit seragam Polisi oleh Achun (54 tahun) warga Kelurahan Dataran Tinggi, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Achun bilang, setelan baju dinas kepolisian itu dianggapnya istimewa, sengaja digantung sebagai contoh hasil jahitan untuk konsumen yang ingin memesan.
Bahkan terkadang, jika menoleh ke arah baju dinas yang tergantung di sebelah kirinya, Achun membayangkan bagaimana rasanya jadi Polisi.
“Menjahit tentu ada rasa jenuh karena letih, apalagi saat banyak pesanan. Pada momen itu, sesekali tertengok (dilihat) pakaian Dinas Polisi yang bertengger di gantungan baju. Sembari menghela nafas, kubayangkan jika seragam itu dikenakan Polisi, menangkap penjahat, mengungkap kasus dan hal – hal extrem lain,” guyon Achun, mengilustrasikan karakter Satuan Reserse Kriminal, dalam khayalannya.
Menurutnya jadi Polisi gak mudah, banyak tugas yang diemban, mulai dari menangani kasus kecil sampai kasus besar, pastinya ditemukan beragam jenis manusia yang dihadapi pak polisi saat menjalani proses pengungkapan.
Tentu tak mudah, ucap Achun, butuh keteguhan diri pastinya, karena di satu sisi juga harus Humanis dan Berintegritas. Mengimplementasikannya gak segampang membalikkan telapak tangan, banyak tantangannya, maka Polri sangat membutuhkan dukungan untuk mewujudkan hal itu,” tukas dia, Senin (17/10).
Pria berperawakan sederhana itu pun sedikit menganalogikan pakaian dinas Polisi yang tergantung di ruangannya. Bahkan Achun baru tersadar, bahwa seragam Pakaian Dinas Harian (PDH) Polri yang biasa dibuatnya berawal dari sehelai benang yang didesain menjadi baju hingga akhirnya melekat gagah di tubuh seorang Polisi.
Menurut dia, pakaian dinas Polri umumnya sama, hanya satu sebutan, yaitu seragam, terdiri dari baju, celana dan topi pet, serta dilengkapi atribut dan lambang pangkat tanda jabatan, cuma jenis benang jahitnya saja yang berbeda. Jika kualitas benangnya bagus otomatis seragam yang dihasilkan pun bakal awet dan tak mudah koyak. Begitu pula sebaliknya.
“Jika melihat baju Dinas yang tergantung di sana, sempat terbayang, bagaimana jika beberapa tokoh, karakter atau sosok Polisi mengenakannya (pakaian dinas),” kata Achun.
Jika teringat dulu, sekitar tahun 2011 silam, ketika Briptu Norman Kamaru viral melantunkan lagu Chaiya-Chaiya dipadukan goyangan ala aktor India Shah Rukh Khan dengan seirama, karakternya unik dan disukai publik, hal itu membekas di benak masyarakat. Stigma Polisi arogan pun terbantahkan melihat aksi Briptu Norman. Lalu di Banjarmasin ada Polisi yang viral di Facebook karena nolongin warga, sampai-sampai beliau diburu netizen.
“Iya dulu ada itu, agak lupa saya nama personelnya, kalau gak salah tahun lalu (2021) kisahnya,” kenang Achun.
Belakangan ini Institusi Kepolisian tengah dilanda trend kepercayaan publik imbas dari beberapa kasus dan sejumlah isu. Serbuan kritik dan saran di media sosial seakan mengubur prestasi dan keberhasilan personel Korps Bhayangkara pada sektor lain.
“Gak semua (Polisi),” ucap Achun menanggapi kabar yang beredar. “Banyak Polisi baik dan menginspirasi, gak elok kalau disamakan.”
“Di tiap daerah pasti ada sosok Polisi yang berprestasi dan memaknai nilai presisi, hanya saja tak terpublikasi. Dari sini kita bisa belajar tentang menilai sesuatu lebih objektif, sebab tiap insan punya sisi kebaikan, karena ada hitam dan ada putih. Untuk itu, dari sisi tengah, saya mendukung transformasi Polri,” tegasnya.
Saat ini Korps Bhayangkara terus diuji, rentetan peristiwa yang jadi hiruk pikuk seakan tak ada obatnya lagi. Alih-alih memuji, beberapa orang bahkan mengkritik tanpa solusi.
Sempitnya cara pandang seolah buyarkan prestasi dan keberhasilan Polri pada hal lain. Dampaknya stabilisasi tingkat kepercayaan publik bergejolak hebat.
Dilihat dari tanggapan dan pendapat netizen di sosial media yang merespon upaya Polri meraih kembali kepercayaan masyarakat penuhi kolom komentar. Beragam cuitan, mulai dari masukan, dukungan, saran, kritik, pesimis, nyinyir, lucu, hingga yang nyeleneh pun tampak memadati kolom komentar menanggapi sejumlah peristiwa belakangan ini.
Padahal hal lain disamping itu, informasi dirangkum, Direktorat Tindak pidana (Dittipid) Narkoba Bareskrim Polri yang bekerjasama dengan Bea Cukai berhasil mengungkap empat kasus narkotika jaringan Malaysia-Indonesia dengan total barang bukti 270, dan 283 kilogram sabu. Pengungkapan dilakukan selama periode September 2022 sampai dengan Oktober 2022.
Selain itu Polri juga telah mengungkap sebanyak 612 kasus judi online dengan 760 tersangka.
Paling teranyar, Bos Judi Online asal Sumatera Utara, Apin BK yang sempat buron dan kabur ke Malaysia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Bandara Soekarno – Hatta Jumat (14/10) malam.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di beberapa kesempatan tegas menyampaikan komitmen Polri sebagai institusi yang terbuka menerima kritik dan saran dari masyarakat untuk perbaikan organisasi demi tujuan Korps Bhayangkara jadi lebih baik.
Disisi lain, Kapolres Binjai AKBP Ferio Sano Ginting, mengatakan bahwa Polri berkomitmen mereformasi diri di tengah kritik yang belakangan ramai di publik. Menurutnya kritik dan masukan merupakan suatu sarana untuk mendukung terwujudnya Polri yang presisi.
“Itu benar, ada sisi baik dan sisi buruk. Kita tak hanya menunjukan yang baik saja, namun dari segi kekurangan pun kita tampilkan agar ada perbaikan di tubuh Polri. Sama dengan masyarakat yang juga punya dua sisi, hitam dan putih. Artinya, kita sebagai kepolisian tetap melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang berlaku,” imbuhnya.
Tiap sisi memang memiliki sudut pandang yang berbeda, namun jika kembali ke tanggapan Achun, pria asal Kota Binjai yang sudah 35 tahun menjahit, bahwa dalam satu institusi tak semua sama dan tiap orang pasti bisa berubah, narasi dukungan dan motivasi terhadap Polri punya peran krusial dalam hal ini. [Riduan Hamdani]. (wol/rid)
Penulis: Riduan Hamdani
(Tulisan ini untuk diperlombakan dalam rangka HUT ke-71 Humas Polri)
Discussion about this post