MEDAN, Waspada.co.id – Direktur Statistik & Informasi Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muhammad Touriq, mengatakan jumlah investor pasar modal di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) per 23 September 2022 sebanyak 447.712 investor (SID CBEST, SINVEST, EBAE, dan SBN).
“Di Sumut, saat ini ada 45 perantara pedagang Efek dan penjamin emisi Efek, 6 kantor cabang manajer investasi, 5 UMKM yang menjadi penerbit SCF atau Securities Crowdfunding (yang sudah raising fund) dengan jumlah investor SCF 1.041 serta jumlah dana yang dihimpun SCF mencapai Rp16,23 miliar,” tuturnya, Senin (3/10).
Di Sumut ada 11 emiten. Selain itu pelaku industri pasar modal sangat beragam dan saling terkait. Berdasarkan data per 23 September 2022, terdapat kurang lebih 57.186 pihak yang berizin atau terdaftar dan ada 5.442 instrumen produk.
“Selama tahun 2022 ini, pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang baik terlihat dari total pengumpulan dana tahun 2022 Rp172,73 triliun dengan jumlah emisi efek 163 emisi, serta jumlah perusahaan baru (emiten) ada 48 perusahaan baru (41 emiten saham dan 7 emiten obligasi/sukuk). Sedangkan, jumlah pemodal tumbuh 30% lebih yakni 9,76 juta investor (per 29 September 2022),” ujarnya.
Terkait indikator pasar modal syariah, lanjut Touriq, Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang baik. Tercatat, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh 7,98% (ytd) yakni 204.10, kapitalisasi pasar saham syariah tumbuh 12,3% (ytd) yaitu Rp4.474 triliun.
“Sedangkan, jumlah saham syariah 524 saham, nilai sukuk korporasi Rp40,26 triliun, nilai aktiva bersih Reksa Dana Syariah Rp40,99 triliun serta nilai sukuk negara (SBSN) Rp1.268,33 triliun,” katanya.
“OJK proaktif dalam menjaga stabilitas pasar modal dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan diantaranya, kebijakan merespon dampak Covid-19, pengembangan UMKM, peningkatan supply, peningkatan demand/jumlah investor serta keuangan berkelanjutan,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Discussion about this post