BINJAI, Waspada.co.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Binjai, menilai ketidaktegasan Kepala Sekolah Mts atas kasus dugaan pelecehan s3ksual yang pernah didera siswi bisa berdampak negatif di sektor pendidikan.
Sebab pelecehan s3ksual kerap timbulkan dampak psikis bagi korbannya, bahkan hingga bisa terkena depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma.
“Sangat disayangkan tak ada tindakan tegas dari Kepala Sekolah. Bahkan beliau diduga melindungi oknum terduga pelaku pencabulan. Kami minta Kemenag Binjai agar mengganti Kepala Sekolah Mts agar tak ada lagi upaya – upaya serupa (pelecehan) terjadi,” cetus Ketua HMI Kota Binjai, Nofrizal, Kamis (17/11).
Kasubag Umum dan Humas Kemenag Sumut Muhammad Darwis, mengatakan pihak Madrasah sudah memproses bersama Kakan Kemenag Binjai, orang tua siswa dan Babinkamtibmas terkait kasus tersebut.
Info dari Kakan Kemenag Binjai, kata Darwis, yang bersangkutan sudah membuat surat perjanjian agar tidak mengulangi, dan telah ada perdamaian dengan orang tua siswa.
“Menurut pihak yang berwenang tidak termasuk kategori pelecehan, karena pegang pipi dan bahu siswi. Itu info dari Kakan Kemenag,” sebutnya, saat dikonfirmasi.
Sebelumnya Kepala Sekolah Mts, W, membenarkan adanya kejadian tersebut. Bahkan Kepsek mengaku malu dengan mencuatnya dugaan pelecehan terhadap siswi lantaran dia menilai sekolah yang dipimpinnya berbasis agama.
Tapi W disinyalir coba melindungi oknum guru matematika berinisial DLP yang diduga berupaya bertindak cabul ke siswi.
“Udah la bang, malu saya kalau ada berita seperti ini (pelecehan seksual), kita akan sekolah agama. Beliau (DLP) juga sudah berdamai dengan pihak keluarga. Dalam laporan yang saya terima DLP gak nyentuh secara brutal. Hanya menyentuh punggungnya. Cuma yang gak berulang-berulang. Hal ini juga sudah kita sikapi dengan membuat surat perjanjian agar DLP tak mengulanginya lagi,” begitu diucapkan W belum lama ini. (wol/rid/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post