BLANGKEJEREN, Waspada.co.id – Terkait adanya tudingan pemberitaan di salah satu media online, Sabtu (29/10) di Gayo Lues, yang menyatakan pengerjaan proyek pengaspalan jalan ke Perkebunan Masyarakat antara Desa Gawar dan Rerebe, di Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues, yang tidak memakai plang proyek dibantah oleh PT. Lembah Alas.
Humas PT. Lembah Alas, Samsirman alias Acir kepada Waspada Online, Selasa (1 /11), menyatakan tudingan tersebut tidak benar adanya.
Dikatakan, pihaknya yang melaksanakan Proyek jalan perkebunan yang bersumber dari dana APBK tersebut, sudah sesuai dengan speck pengerjaan. Disebutkan, dalam pengerjaannya tetap memakai beberapa alat berat seperti penggiling aspal atau compact dan alat-alat berat lainnya.
Acir menyebut, masalah tudingan tanpa plang proyek dan dikerjakan asal-asalan, sangat mustahil tanpa plang. Plang proyek sejak awal pengerjaan sudah dipasang, namun harap dimaklumi lintasan jalan perkebunan tersebut agak sepi dilalui kendaraan.
“Dan pengerjaan ruas jalan kebun tersebut saat ini sudah rampung, kemungkinan plang yang dilengketkan diambil atau seringnya tercampak oleh para pekerja. Pada saat pembersihan lokasi atau basecamp tempat para pekerja menginap,” sebutnya.
Menurut Acir, begitu pihaknya mendapat informasi dari rekan media lainnya, soal pemberitaan sepihak tersebut, dia langsung menuju lokasi pada Senin (31/10). Dikatakan, soal aspal yang tidak digiling dan bisa dikerok dengan tangan, itu adalah sebuah fitnah.

“Untuk menentukan kualitasnya aspal tersebut di-kir di beberapa titik, dan dibawa ke lab Dinas PU untuk diketahui kekuatannya. Jadi menentukan kualitas aspal bukan dengan dikerok pakai tangan. Pihaknya mengakui agak kesulitan dalam melakukan pekerjaan pengaspalan tersebut karena saat ini musim penghujan,” sebut Acir lagi.
Dikatakan, curah hujan dengan intensitas tinggi hampir terjadi setiap harinya di Gayo Lues. “Bukan hanya pengaspalan ruas jalan saja yang terkendala, tetapi beberapa puluh titik ruas jalan di Kabupaten Gayo Lues terjadi longsoran dan keretakan aspal, akibat hujan deras dan pergeseran tanah,” ungkapnya.
Khusus untuk ruas Jalan Perkebunan Gawar – Rerebe ini sudah dikerjakan sesuai speck-nya. Jika pun terjadi keretakan aspal diduga hal tersebut akibat curah hujan yang cukup tinggi, yang terjadi setiap hari dalam Bulan September- Desember.
“Ini memang terjadi setiap tahun sejak dahulu, persoalan ini tidak hanya terjadi di jalan perkebunan saja, tetapi jalan multiyears lintas Aceh Timur- Gayo Lues hingga batas Aceh Barat Daya di beberapa titik mengalami keretakan, longsoran dan bahkan ada yang amblas hingga puluhan meter,” ungkap Acir.
Acir menyebut hal ini lumrah terjadi di Kabupaten Gayo Lues karena struktur tanah yang labil, dan sebagian mencapai kemiringan di atas 40 persen. “Daerah kita tidak salah kalau dinamakan Negeri Seribu Bukit, karena posisi hampir semua ruas jalan baik Jalan Kabupaten, maupun Jalan Provinsi berada di atas atau melalui perbukitan. Jadi secara geografis rawan bencana, ditambah lagi ketinggian rata-rata di atas 1500 mdpl,” jelasnya. (wol/bus/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post