JAKARTA, Waspada.co.id – Sekretaris DPP PKB Hasanuddin Wahid, mengaku koalisi PKB dan Partai Gerindra menuju Pilpres 2024 masih tetap solid. Meskipun ada partai lain yang mencoba masuk, namun semua itu tergantung keputusan dua pimpinan partai yakni Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.
Dikatakan, godaan juga datang dari dari koalisi lain. Tapi, ia menegaskan PKB sudah berkoalisi dengan Gerindra. Untuk kelanjutan koalisi atau penambahan parpol, dia mengatakan adalah kewenangan Prabowo dan Cak Imin.
“Kami dengan Gerindra sudah berkoalisi terserah Pak Prabowo dengan Muhaimin Iskandar untuk memutuskan koalisi ini seperti apa. Mau nambah partai atau apa dan sebagainya kewenangan itu di beliau berdua,” katanya dilansir dari laman viva, Minggu (25/12).
Dia bilang jika digoda koalisi parpol lain, maka PKB punya kelebihan. “Kalau dirayu berarti PKB ini seksi,” ucap pria yang akrab disapa Cak Udin itu.
Lantas, terkait dinamika politik yang memunculkan wacana Prabowo berduet dengan figur lain seperti Ganjar Pranowo hingga Anies Baswedan, ia menjawab santai. Ia menekankan PKB masih melihat situasi.
“Mau digandeng dengan Pak Prabowo, Anies Baswedan, Pak Ganjar PKB fine-fine saja kita lihat nanti. Yang pasti proses yang kami jalani yaitu berkoalisi dengan Gerindra,” tuturnya.
“Digandengkan dengan Pak Anies dan sebagainya itu sah-sah saja kan belum ada janur kuning melengkung,” tambahnya.
Cak Udin mengatakan, bahwa latar belakang Cak Imin maju sebagai calon presiden semata menjalankan mandat muktamar PKB pada 2019 di Bali. Mandat saat itu siapapun yang menjadi Ketua Umum wajib mencalonkan diri sebagai presiden.
“Maka sebagai mandataris muktamar Cak Imin wajib mencalonkan diri. Di samping perintah para kiai-kiai yang meminta Cak Imin berjuang,” terangnya.
“Hasilnya nanti apakah sebagai capres atau cawapres itu hasil. Tapi, mandat muktamar dan mandat kiai ini harus diperjuangkan dulu,” pungkasnya.(wol/viva/mrz/d1)
Discussion about this post