LHOKSEUMAWE, Waspada.co.id – Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) RI, Rabu (18/1), mengunjungi lokasi pengungsian etnis Rohingya di Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Pihaknya sekaligus menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) membahas langkah selanjutnya untuk para pengungsi Rohingya di Aceh.
Bersama dengan organisasi internasional yang mengurus pengungsi serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat, Kemenko Polhukam mendata para pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh. Nantinya data ini akan dijadikan dasar dalam membuat kebijakan untuk nasib para pengungsi selanjutnya.
“Mudah-mudahan kita datang kesini bisa dapat data yang sebenarnya, sehingga bisa di ambil keputusan yang tepat. Setelah ini kita akan membawa hasil lapangan untuk dikomunikasikan ke kementerian terkait,” ungkapnya melansir website pemerintah, Portal Berita Info Publik, yang disadur dari laman republika.
“Mungkin masih akan ada lagi yang datang (Etnis Rohingya), kita tidak tahu, sehingga ini harus kita siapkan dengan benar supaya tidak terjadi yang tidak kita inginkan, misalnya, tragedi kemanusiaan,” ujarnya melanjutkan.
Koordinator Kontras Aceh Azharul Husna, mengatakan pertemuan Rakornas utamanya membahas terkait urgensi pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN). Ia juga berharap pembentukan ini dapat segera direalisasikan mengingat bertambahnya para pengungsi etnis Rohingya yang tiba di Aceh.
“Pertemuan ini membicarakan terkait urgensi Satgas PPLN, draft-nya sudah ada, semoga segera direalisasikan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, para pengungsi di Ladong, Aceh Besar akan dipindahkan pada akhir bulan ini. Hingga kini sebagian para pengungsi etnis Rohingya berada di tempat penampungan sementara di UPTD Dinas Sosial di Ladong. Saat ini para pengungsi etnis Rohingya berada di tiga lokasi di Aceh, yaitu Lhokseumawe di bekas kantor Imigrasi, di Pidie, Mina Jaya, dan Aceh Besar di Ladong.
“Ini sedang proses pendiskusian mau dibawa ke lokasi mana. Apa Pidie atau Aceh Utara atau di split keduanya,” ucapnya.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, pada acara Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2023 di Kantor Kemenlu, Rabu (11/1) pekan lalu, mengatakan bahwa terdapat 1.500 pengungsi Rohingya terdaftar di Indonesia. Menurutnya, masalah pengungsi Rohingya tidak akan dapat selesai jika akar masalah di Myanmar tidak selesai. Dalam gelombang tiga bulan terakhir ini, tercatat 644 etnis Rohingya tiba di Indonesia.
“Penyelesaian masalah Rohingya tidak mengalami kemajuan dan menjadi sulit dengan situasi di Myanmar sendiri saat ini,” paparnya.(wol/republika/mrz/d2)
Discussion about this post