BENER MERIAH, Waspada.co.id – Sejumlah tokoh masyarakat, di Kecamatan Pintu Rime Gayo (PRG), mulai resah dan mengkhawatirkan proses pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) di kecamatan itu, yang merupakan satu program unggulan Kabupaten Bener Meriah. Kini telah memasuki tahun ketiga dalam proses penyelesaiannya.
Namun, hingga memasuki awal tahun 2023, ternyata progres fisiknya masih 41 persen, dan kini proses pelaksanaan pembangunanya terhenti.
Padahal SPBU yang dibangun mengunakan Dana Penyertaan Modal Rp300 juta per desa dari 23 desa, se-Kecamatan PRG tersebut, telah terlealisasi senilai Rp5,5 miliar lebih, dari Rp6,9 miliar yang disepakati.
Hal itu terungkap berdasarkan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan PRG, tempat SPBU tersebut dibangun.
“Kesepakatan awalnya anggaran yang dibutuhkan senilai Rp6,9 miliar. Program ini sudah jalan dan bisa menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes) bagi masing-masing desa,” kata salah seorang masyarakat yang enggan disebutkan namanya, kepada media ini. Jumat (27/1).
Namun kata warga tersebut, ternyata dengan jumlah uang yang ada riil fisik pembangunanya belum juga mencapai 60%. Untuk apa dipungut kembali dari dana masyarakat Pintu Rime Gayo,” ucapnya.
“Sekarang ternyata dengan jumlah modal tersebut justru pembagunannya belum nampak pun. Ini kan seolah ada pembohongan kepada kami masyarakat. Dan jika dari desa kami diminta lagi untuk tambahan modal agar program ini dilanjutkan, saya sendiri pun sangat keberatan, di kampung ini pun Dana Desa itu masih sangat diperlukan untuk pembangunan beberapa fasilitas desa,” ujarnya lagi.
Di tempat berbeda, salah seorang tokoh masyarakat AN, turut mengungkapkan hal serupa. “Kami sempat merasa berbahagia atas program yang disampaikan Aparatur Kampung di kecamatan ini,” ungkapnya.
“Namun anehnya kok bisa tidak sesuai dengan harapan, dan ada kesan bahwa pembagunan ini malah mangkrak,” katanya singkat.
Secara terpisah, seorang pemuda di salah satu kampung yang menyertakan modalnya ke BUMDesma, inisial APR, juga menambahkan, ada kesan mendustakan Reje Kampung (Kepala Desa), yang menginvestasikan Dana Desa-nya, ke pembangunan SPBU itu. “Seakan kami ini semua bodoh, ini yang kami kecewakan,” katanya.
“Jika program ini gagal harus ada yang bertanggung jawab secara hukum, dan kepada semua lapisan masyarakat se-Kecamatan Pintu Rime Gayo,” tegasnya. (wol/win/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post