MEDAN, Waspada.co.id – Harga beras kualitas bawah di Kota Medan belakangan ini mengalami penurunan.
Namun rata rata masih lebih mahal dibandingkan dengan bulan januari, Intervensi harga beras Bulog memang cukup berhasil dalam meredam harga. Tetapi, ada persoalan lainnya, yakni harga beras medium dan premium masih lebih mahal di bulan februari ini dibandingkan dengan bulan januari sebelumnya.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan selain beras, harga cabai merah juga masih lebih mahal dibandingkan dengan bulan januari.
“Kalau di bulan Januari harga cabai merah berada dalam rentang Rp35.000 hingga Rp42.000 per Kg. Saat ini harga cabai merah dijual dikisaran harga 45 ribuan per Kg. Jadi memang untuk komoditas beras dan cabai merah tersebut berpeluang menyumbang inflasi di bulan februari ini,” tuturnya, Selasa (28/2).
Sementara itu, harga daging ayam mengalami penurunan dikisaran Rp28.000per Kg saat ini. Dari posisi di bulan januari yang dijual dalam rentang Rp31.000 hingga Rp33.000 per Kg nya. Telur ayam juga demikian mengalami penurunan dari posisi Rp28.000 per Kg menjadi Rp26.000 per Kg. Untuk harga minyak goreng juga demikian, di bulan februari ini mengalami penurunan dari Rp15.000per Kg menjadi Rp14.000 per Kg untuk minyak goreng curah.
“Dan untuk harga cabai rawit, justru berbeda dengan gerak harga cabai merah, di mana cabai rawit dijual dalam rentang Rp36.000 hingga Rp39.000 per Kg, dari posisi sebelumnya di bulan januari dalam rentang Rp40.000 hingga Rp45.000 per Kg nya. Dan sejumlah komoditas pangan lainnya seperti gula pasir dan harga daging sapi masih bergerak stabil,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, harga kebutuhan pangan di Sumut masih bertahan mahal sejauh ini, saya memperkirakan Sumut masih berpeluang untuk mencetak inflasi dalam rentang -0, 1 persen hingga 1 persen. Jadi Sumut masih dibayangi inflasi, dan ini tentunya bukan kabar baik, meengingat tingginya laju tekanan inflasi Sumut dalam dua bulan terakhir seharusnya bisa diikuti dengan deflasi.
“Terlebih bulan depan kita memasuki bulan Ramadhan, dan tentunya mengendalikan harga di bulan Ramadhan memiliki tantangan yang lebih besar dari bulan bulan normal. Jadi pada dasarnya di bulan februari ini semestinya deflasi, sehingga kita bisa mendinginkan inflasi dan rehat sejenak dari tekanan inflasi yang cukup signifikan belakangan ini,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Discussion about this post