BARUS, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menceritakan sejarah peradaban islam pada masa abad ke-7 Masehi, di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Berbagai bukti di antaranya makam Syeikh Rukunuddin yang tertulis pada pusara, Wafat tahun 672 Masehi atau 48 Hijriyah.
Hal ini disampaika Edy dihadapan belasan ribu massa umat Islam yang berkumpul di Lapangan Merdeka, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapteng dalam acara Barus Berselawat untuk Indonesia, dipimpin Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Rabu (15/2).
“Menurut Buya Hamka, Islam ke Indonesia pada abad ke-7. Karena itu tepatlah kalau dikaji, Islam masuk dari Barus ini. Dan sedang disusun, dicari melalui napak tilas,” kata Edy.
Selain itu, Edy mengatakan, bahwa di masa yang tidak jauh berbeda, juga datang tokoh agama Kristen bernama Nomensen, dimana para Aulia sudah hidup di daerah ini.
“Pada masa itu, toleransi sejak dulu sudah terjadi. Sehingga dari dahulu kami tidak ada persoalan dengan kerukunan umat beragama. Kalau ada yang mengatakan macam-macam, itu bukan orang Sumatera Utara,” ungkapnya.
Dalam sambutan ini Mantan Pangkostrad ini mengungkapkan rasa syukur atas kedatangan tokoh yang tidak hanya sebagai Wakil Presiden RI, tetapi juga ulama, Kiyai besar di Indonesia.
“Kita datang ke sini, menghadiri acara ini. Kita kedatangan tokoh besar, seorang Kiyai. Saya sendiri merindukan beliau memberikan tausiah, dan saya berharap kita semua mendengarkan dengan baik. Kepada Bapak Wakil Presiden, selamat datang,” kata Edy.
Mengakhiri sambutannya, Edy pun berharap Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin memberikan tausiah yang dapat menjadi pengetahuan penting bagi umat, sekaligus referensi dalam menjalankan kehidupan, baik dalam beragama maupun berbangsa.
Dari kegiatan Barus Berselawat untuk Indonesia, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin juga mengucapkan rasa syukur karena dapat kembali hadir di tempat mulia, masuknya Islam pertama di bumi Nusantara. Karena itu, acara yang memuliakan Nabi Muhammad SAW menurutnya sejalan dengan kehadiran Islam sebagai penerang bagi umat manusia.
“Nabi Muhammad (SAW) adalah cahaya matahari, cahaya bulan dan cahaya di atas segala cahaya. Membawa manusia dari kegelapan kepada cahaya. Tetapi pemilik cahaya itu adalah Allah, yang diturunkan kepada Nabi dan juga diturunkan kepada para pewarisnya para ulama dan wali,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post