MEDAN, Waspada.co.id – Alih-alih harga beras turun karena Bulog intervensi, berdasarkan data PIHPS harga beras masyarakat di Sumatera Utara kian melambung.
Dalam sepekan terakhir harga beras murah atau beras kualitas bawah di Kota Medan naik hingga 10,7 persen. Harga beras murah yang sebelumnya dijual dikisaran Rp9.750 per Kg di Kota Medan, saat ini rata rata dijual dikisaran Rp10.800 per Kg.
Pemerhati Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan bahwa beras murah ini adalah beras yang dikonsumsi masyarakat menengah bawah atau miskin, harganya mengalami kenaikan yang sangat tinggi dalam sepekan terakhir. Ini sangat membebani dan tentunya akan kian memperbanyak jumlah masyarakat miskin di Sumut.
“Dari hasil observasi di lapangan, Bulog mengklaim telah menggelontorkan beras di 53 pasar tradisional di kota medan,” tuturnya, Kamis (2/2).
Dari hasil survei angsung di lapangan ditemukan adanya perbedaan harga beras Bulog yang sangat jauh dengan beras lainnya.
“Di Pasar Brayan, pedagang pengecer membandrol harga beras Bulog di angka Rp9.950 per Kg, atau Rp49.750 untuk yang kemasan 5 Kg. Sementara harga beras murah di pasar tradisional brayan dijual di harga Rp11.000 per Kg nya,” ungkapnya.
Lalu, dari hasil wawancara langsung dengan konsumen yang membeli beras Bulog, mereka membandingkan harga beras Bulog justru dengan beras medium dan premium, yang harganya mencapai Rp13.000 per Kg nya. Karena kualitas beras Bulog ada di level medium ke atas.
“Tetapi sayangnya, sekalipun ada selisih yang begitu jauh, justru beras medium dan premium itu naik berkisar 3 persen hingga 3,5 persen dalam sepekan terakhir,” ungkapnya.
Hal yang tidak jauh berbeda juga ditemukan di sejumlah pasar tradisional lainnya. Seperti di pusat pasar, petisah hingga sukaramai, kenaikan harga beras di saat intervensi oleh Bulog ini menjadi tanda tanya besar.
“Namun saya berkesimpulan intervensi beras yang dilakukan Bulog masih jauh dari jumlah yang diharapkan untuk membuat harga beras sesuai HET nya Rp9.950 per Kg,” katanya.
Ia menambahkan pada awal februari ini, BPS merilis angka laju tekanan inflasi Sumut bulan januari yang jauh di atas angka nasional.
“Sumut merealisasikan inflasi 0,91 persen (M to M) di januari 2023, lebih tinggi dari realisasi nasional yang sebesar 0,34 persen dan lebih tinggi dari ekspektasi saya sebelumnya yang juga berada di angka paling buruk 0,3 persen . Dan salah satu penyumbang tingginya inflasi tersebut adalah harga beras,” tambahnya.
“Masyarakat Sumut benar benar dirugikan dengan kenaikan harga beras belakangan ini,,umbangan inflasi yang begitu besar di awal tahun, menjadi indikasi kalau pengendalian inflasi Sumut di tahun 2023 ini memiliki tantangan yang besar. Dan sayangnya saya meihat tren harga beras di tahun 2023 ini masih akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Discussion about this post