MEDAN, Waspada.co.id – Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) belum menerima surat dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tentang pengaktifan Ali Sutan Harahap akrab disapa TSO menjadi Bupati Palas.
Kepala Biro Pemerintan dan Otonomi Daerah, Juliadi Z Harahap, mengatakan bahwa surat tersebut belum diterima secara resmi. Hanya dalam format pdf yang diterimanya dan pihaknya akan menindaklanjuti surat dari Mendagri tersebut.
“Harus kita sikapi melihat bagaimana fakta-fakta juga. Kita juga sudah pernah rapat di sini. Fakta-fakta dalam rapat itu untuk jadi bahan nanti sebagai informasi tambahan kepada kita,” kata Juliadi diwawancarai di Kantor Gubernur Sumut, Senin (13/3).
Dalam surat yang disampaikan Mendagri Tito Karnavian, dijelaskan bahwa Bupati Palas TSO dinyatakan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo pada tanggal 1 Desember 2022.
Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengatakan bahwa TSO harus menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan.
“Dalam surat yang menyatakan sehat itu disebutkan akan ditinjau dan diperiksa, evaluasi istilahnya, selama tiga tiga bulan, sama-sama nanti kita lihat di sini,” ungkapnya.
Dari informasi yang himpun Waspada Online di lapangan, bahwa TSO sudah aktif kembali berkantor sebagai bupati pascasurat Kemendagri itu diterbitkan. TSO juga sudah melantik beberapa pejabat yang sebelumnya diberhentikan oleh Plt Bupati Zarnawi Pasaribu.
“Ya memang sama-sama aktif, satu bupati satu wakil bupati, kemaren itu pak gubernur bilang gitu. Tapi wakil bupati (Plt Bupati) penyelenggaran pemerintahan, karena beliau (TSO) masih sakit, maka dikerjakan oleh wakil bupati dengan berkoordinasi,” ungkapnya.
Ditanya apa langkah Pemprov Sumut untuk menangani persoalan konflik kepentingan kepemimpinan di Kabupaten Palas. Juliadi tidak mau berkomenter lebih jauh menganai fakta-fakta yang terjadi di Kabupaten Palas.
“Saya gak usah komentari itulah, ke depan yang dilakukan, harus dievaluasi, kan lebih mudah kita mengevaluasi di rumah sakit di sini, kalau dokter kan, di mana aja sama sebenarnya,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post