SINABANG, Waspada.co.id – Prihatin lantaran sering terjadi kecelakaan, warga meminta Pemerintah Kabupaten Simeulue menertibkan ternak-ternak yang kerap berkeliaran di jalan raya.
Hal itu disampaikan Saptian Antoni, Warga Desa Air Dingin, melalui salah satu group WhatsApp.
Boleh jadi, ungkapan keprihatinan yang dilahirkan dalam bentuk imbauan itu, adalah buntut kegeramannya terhadap Pemkab Simeulue. Pasalnya, akibat landainya penertiban hewan ternak yang melintas di jalan raya, baru-baru ini kembali terjadi kecelakaan.
“Himbauan buat Bapak dan Ibu para pejabat Pemda Simeulue kami beritahukan telah banyak korban laka lantas yang terjadi di daerah ini akibat berkeliarannya ternak kerbau, sapi dan kambing di jalan raya. Salah satu di antaranya kejadian yang menimpa keluarga Bustami warga Desa Labuah,” Tulisnya.
Dikatakan Toni, demikian ia akrab disapa, saat ini tiga putra dan putri Bustami sedang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simeulue setelah mengalami kecelakaan pada Rabu (8/3) pagi akibat menghindari kerbau yang melintas di jalan raya. Tepatnya Jalan Tengku Diujung Desa Air Dingin Kota Sinabang.
Bahkan, satu dari tiga korban anak dari Bustami, yakni, Fasha, berusia 7 tahun mengalami luka serius di bagian kepala. Sedangkan kedua kakaknya mengalami benturan dan luka-luka.
Sebelum kecelakaan, sambung Toni lagi, ketiganya hendaknya berangkat ke sekolah. Namun nahas, tiba-tiba seekor sapi dengan tali terikat sekonyong-konyong melintas di hadapan mereka. Musibah pun akhirnya tak dapat dielakkan.
Nah, berangkat dari kejadian itu, mantan wartawan yang dikenal kritis ini, lantas bersuara. Ia mendesak pemerintah Simeulue segera menertibkan hewan ternak agar tak menimbulkan korban selanjutnya. Begitupun dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Siemulue diharap tak diam terhadap permasalahan klasik tersebut.
“Musibah memang tak bisa dielakkan. Meski demikian, kepada bapak dan ibu yang memiliki wewenang di daerah ini bisa berupaya melakukan penertiban hewan ternak yang berkeliaran di jalanan umum. Para wakil rakyat kami jangan juga berdiam diri karena persoalan ini telah lama dibiarkan. Buktinya, kotoran lembu dan kerbau banyak kita dapati di jalan-jalan seperti di jalan wilayah kantor Bupati, DPRK dan jalanan kota,” kata Toni.
Penegasannya, kalau pemkab justru acuh paska kecelakaan warga tersebut, menurutnya, kinerja pemangku kewenangan pemkab Simeulue pantas disebut tak becus. Diakhir kalimat, ia lantas menitip asa ke insan pers.
“Jika persoalan ini tak mampu juga diselesaikan, berarti bisa dicap kinerja anda-anda semua tak becus dalam membangun daerah ini. Jangan lupa para korban dijenguk biar muncul kesadaran diri dan keprihatinan kita terhadap orang lain,” tandasnya. (wol/ind/d2)
Discussion about this post