Waspada.co.id – Wali Kota Medan Bobby Nasution, akhirnya memaparkan hasil pemeriksaan Inspektorat Sekretariat Daerah Kota Medan mengenai proyek lampu ‘pocong’ yang sempat menjadi perhatian publik.
Dikatakan, pemeriksaan proyek lampu pocong ini begitu menyita waktu. Karena melibatkan berbagai unsur lembaga negara, salah satunya Badan Pemeriksaan Keuangan perwakilan Sumatera Utara.
“Oleh karena itu beberapa hari yang lalu, hasil pemeriksaan sudah keluar. Dan hasilnya memerintahkan Dinas SDABMBK (Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruksi) untuk melakukan penagihan menyeluruh,” ungkapnya dalam keterangan resmi di Kantor Wali Kota Medan, Selasa (9/5).
Dirut PD Pembangunan Dicopot
Wali Kota Medan Bobby Nasution, resmi mencopot Dirut PD Pembangunan Kota Medan Gerald Patogi Siahaan terhitung mulai hari ini, Selasa (9/5). Pencopotan itu secara otomatis membebastugaskan dari tanggung jawab pengelolaan Medan Zoo (Kebun Binatang), kolam renang, pergudangan dan rusunawa.
“Pada hari ini kami menyampaikan Direktur Utama PUD Pembangunan kami berhentikan dari tugasnya dan akan digantikan sementara direktur yang ada di PUD Pembangunan,” katanya pada keterangan resmi yang disampaikan di Kantor Wali Kota Medan.
Didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Medan Agus Suriono, Kepala Inspektorat Kota Medan Sulaiman Harahap, Kadis Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi (SDABMBK) Topan Obaja Putra Ginting dan Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Alex Sinulingga, Bobby mengatakan pemberhentian dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat dan hasil rekomendasi Asisten Ekonomi dan Pembangunan selaku Dewan Pengawas.
Narkoba Marak di Medan
Anggota Komisi II DPRD Medan, Johannes Haratua Hutagalung, menyebut peredaran narkoba di kota ini seakan tak terbendung. Saat ini, banyak masyarakat Kota Medan mengeluhkan anaknya menjadi pecandu narkoba. Dampaknya, tindak kejahatan pencurian meningkat mulai dari rumah sendiri hingga ke lingkungan.
Dijelaskan, sejumlah orang tua semakin resah melihat tingkah anaknya bertindak jahat mencuri segala isi rumah untuk membeli narkoba. Aparat kepolisian seakan tutup mata melihat persoalan itu apalagi untuk memberantas narkoba.
“Masyarakat seakan putus asa, dan hanya bisa mengobati anaknya masuk panti rehabilitasi narkoba. Ternyata untuk biaya rehabilitasi narkoba milik swasta cukup mahal, sehingga banyak warga yang tidak sanggup biaya rehabilitasi dan akhirnya membatalkan anaknya masuk panti rehab,” ungkapnya kepada sejumlah awak media, Selasa (9/5).
(wol/ega/d1)
Discussion about this post