JAKARTA, Waspada.co.id – Menanggapi kasus tewasnya seorang wanita yang jatuh saat keluar dari Lift Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) yang masih menjadi teka-teki publik.
Pakar Telematika, Abimanyu turut mengungkap kejanggalan rekaman CCTV wanita jatuh di lift bandara tersebut.
Berdasarkan rekaman CCTV wanita jatuh di lift Bandara Kualanamu yang beredar luas di dunia maya itu, Abimanyu mengatakan ada ketidaketisan yang terjadi. Bahkan, menurut kacamata pakar telematika tersebut.
Jika dilihat dari rekaman CCTV yang beredar luas, Abimanyu mengatakan ada ketidakwajaran saat gambar dalam video tersebut seolah telah dipotong atau cropping.
“Padahal menurutnya CCTV di sebuah lift, utamanya Bandara Internasional, seharusnya gambar yang didapat bisa meng-cover seluruh sudut dan kondisi di dalam lift,” tuturnya, dalam video yang diunggah akun instagram @suryoprabowo2011, dilihat Senin (8/5).
Seluruh kejadian di rekaman ini, framingnya itu begitu dekat. Jadi kayak di-zoom sekali. Sangat di-zoom, ampe kepalanya aja si wanita ini, badannya cuma sepotong. Ini adalah sesuatu yang tidak wajar.
“Dan karena rekaman untuk kejadian yang ada di dalam lift, itu covernya, kameranya itu pasti tinggi mentok di atapnya lift. Kemudian yang tercover, keseluruhan area,” jelasnya.

Tujuan dari jangkauan cover CCTV adalah bisa memantau semua kejadian yang ada di dalam lift. Baik itu kejadian kriminal, asusila maupun kecelakaan seperti yang terjadi pada seorang wanita di Sumatera Utara tersebut.
Kemudian , pada label kamera Dome Dalam rekaman CCTV yang beredar luas, di sisi kiri bawah terdapat label “Dome.” Menurut Abimanyu, label itu menandai jenis kamera CCTV yang dipakai.
“Kamera jenis Dome itu gerakannya yang bebas bergerak. Jadi dia mengcovernya juga luas. Dia menyorotnya bisa dari kiri-kanan, jadi mengcovernya lebih luas. Beda dari kamera yang hanya menyorotnya satu area, sehingga area di bawahnya tidak kelihatan,” jelasnya.
Abimanyu juga menegaskan bahwa tanggal rekaman yang tertera pada rekaman video yang beredar, bukanlah tanggal rekaman CCTV asli sewaktu kejadian. Melainkan, tanggal saat konten itu direkam ulang.
“Rekaman yang aslinya, justru tidak kelihatan date timestamp-nya. Padahal, date timestamp ini sangat penting,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang beredar, si wanita yang terperosok ke bawah lift, diduga tidak menyadari bahwa pintu lift bagian belakang telah terbuka.
Namun, Abimanyu justru menyoroti celah yang lebarnya sama dengan celah tempat wanita itu terperosok, tepat di pintu lift bagian belakang saat terbuka.
“Kalau dari bukti visual yang ada, saat pintu yang belakang terbuka lihat di bawahnya. Itu juga kelihatan ada celah. Kalau terbuka di lantai yang bener, itu bener-bener rapet. Ya celahnya hanya sedikitlah. Tapi ini celahnya lebar. Berarti, saat pintu terbuka yang di belakangnya pun, terbuka bukan di lantai yang benar,” ungkapnya.
Sedangkan saat menit awal, nampak si wanita yang baru saja memasuki lift, kondisi depan pintu lift itu masih rapat tanpa celah.
“Nah kenapa yang belakangnya bisa terbuka seperti itu, itu yang menjadi tanda tanya,” kata Abimanyu.
Abimanyu mempertanyakan kualitas CCTV di lift dan rekaman asli saat kejadian tersebut. Sebab baginya, sekelas lift di bandara selain bisa mengcover seluruh penampakan di dalam area, juga harus bisa merekam suara.
Sehingga bisa jelas terlihat, saat si wanita jika benar mulai panik dan mencoba memencet tombol emergency atau tidak, sampai dengan suara ia berkomunikasi dengan siapapun saat menelepon dan menghubungi pihak bandara.
“Itu kelihatan dia memencet (tombol emergency) atau tidak, satu. Yang kedua, itu harusnya ada suara, audio. Nah, itu kelihatan dia menelepon siapa dan kemudian dia
mencoba berbicara,’halo, halo tolong saya ada di lift,’ misalnya nih. Dari rekaman yang ada suara, harusnya bisa kelihatan,” katanya.
Kemudian, kontrol digital di lift moderen, seharusnya ada alat-alat yang canggih pula dan bisa dikendalikan oleh seluruh pihak berkompeten di bidangnya, terkait segala sesuatu yang terjadi di dalam lift.
“Misalnya ada upaya kriminal, nah alat itu yang bisa ke operatornya lift dan juga ke lantai petugas yang terdekat dari lift itu. Tujuannya agar pihak keamanan dan pihak yang punya kompeten di sini, untuk melakukan tindakan. Pemantauan dan bantuan, maupun pengamanan,” jelasnya.
Hal itu cukup aneh di mata Abimanyu, karena tidak ada tindakan apapun saat kejadian si wanita terperosok, hingga jasadnya membusuk di bawah lift di Bandara Kualanamu.
“Jika diperhatikan, tubuh wanita alias korban terbilang cukup mungil, dengan gerakan tangan yang tak sepenuhnya membuka pintu lift karena sambil menelfon, bisa membuka pintu lift dengan mudah. Apabila seorang wanita bisa membuka, berarti nanti anak kecil juga bisa membuka lift-nya ini. Nah ini lift bandara bener-bener sangat lemah dan kemudian bermasalah hingga kemudian saat momen pintunya terbuka atau tertutup dan lain sebagainya sampai terjatuh. Itu ada pihak-pihak yang mencoba memotong-motong konten ini, agar tidak terlihat secara utuh,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post