MEDAN, Wasapda.co.id – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara (Sumut) temukan harga perjualan beras medium di luar acuan Pemerintah.
Temuan itu didapati saat Disperindag Sumut melakukan inspeksi mendadak (Sidak) harga bahan pangan ke Pasar Sukaramai, Kota Medan. Salah satu yang menjadi fokus Disperindag adalah harga dan ketersediaan beras.
Berdasarkan pantauan tim, harga tertinggi untuk beras medium rata-rata Rp15.000/kg. Padahal harga acuan penjualan beras medium menurut Kepala Disperindag ESDM Sumut Mulyadi Simatupang sekitar Rp11.500/kg.
“Masih di atas harga acuan penjualan, beras medium paling mahal Rp15.000/kg, tetapi untuk bahan pangan lainnya masih normal seperti cabai, bawang, daging, daging ayam, telur dan lainnya,” kata Kadis Perindag ESDM Sumut, Mulyadi Simatupang usai sidak di Pasar Sukaramai, Jumat (22/9).
Mulyadi mengatakan, masalah yang ditemukan Disperindag saat ini adalah kurangnya pasokan beras lokal. Padahal secara angka produksi beras Sumut berada di posisi surplus 321.546 ton pada bulan Agustus.
“Kita terus surplus di tahun ini sampai bulan Agustus, 321.546 ton, tetapi kendala kita pasokan lokal saat ini berkurang, ini perlu kita coba lihat nanti bersama Dinas Pertanian, kita sisir kilang-kilang padi dan lainnya untuk mengetahui penyebab utamanya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu penjual beras di Sukaramai Liliani mengaku, penjualan beras tetap stabil walau harganya meningkat cukup besar. Hanya saja, masyarakat banyak yang lebih memilih beras medium yang harganya sekitar Rp12.000 hingga Rp13.000/kg.
“Tidak turun penjualannya, yang paling mahal ini yang berkurang, tetapi yang kualitas di bawahnya malah jadi tambah banyak yang beli, tetapi sama kita pak sama saja, harganya tinggi pun untung yang kami dapat tetap sama,” kata Liliani.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumut Yura A Djalin mengatakan ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan harga beras naik, antara lain kenaikan harga beras global, spekulasi ancaman el Nino, dugaan dijual keluar.
“Kalau el Nino Aceh dan Sumut tidak berdampak signifikan, tetapi Jawa sudah terasa ada kemungkinan beras kita di jual keluar provinsi, kemudian ancaman el Nino dan kenaikan harga beras global juga mungkin mendorong spekulasi beras akan naik harganya,” kata Yura.
Bukan hanya stok produksi petani Sumut saat ini kondisinya surplus, tetapi stok Bulog menurut Kepala Bulog Sumut Arif Mandu juga kondisi aman. Saat ini stok Bulog sebesar 48 ribu ton dan akan ditambah 12 ribu ton akhir bulan. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post