BANDUNG, jabar.waspada.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung mewaspadai kondisi Sesar Lembang saat ini meskipun dalam tahun ini terpantau dalam kondisi ‘tidur’. Tetapi BMKG mewaspadai dengan melakukan monitoring aktivitas Sesar Lembang setiap waktu.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kota Bandung, Rasmid, menjelaskan bahwa pihaknya kini mengkhawatirkan kondisi Sesar Lembang. Pasalnya menurut Rasmid, Sesar Lembang bisa saja berpotensi terjadinya gempa jika energi yang telah dikumpulkan cukup.
“Bisa saja selama tidur ini menyimpan energi yang dikeluarkan, bisa hanya 40%, 60%, atau 80% dan bisa jadi 100% makanya bisa jadi potensi terjadinya gempa,” ujar Rasmid kepada Waspada Online Jabar saat ditemui, Selasa (26/1).
Dikatkan, tahun 2010 hingga 2012 aktivitas Sesar Lembang yang terekam hanya sebagian misalnya bagian barat saja, ataupun hanya bagian tengah dan bagian timur saja. Dan dalam jangka waktu dua tahun itu, Sesar Lembang tercatat menimbulkan gempa sebanyak 14 kali.
“Yang kami khawatirkan dan kami tingkatkan kewaspadaanya jika ketiga Sesar Lembang yang panjangnya 29 kilometer ini bergerak bersamaan. Berdasarkan perumusan empiris apabila Sesar Lembang ini bergerak bersamaan akan menghasilkan energi sekitar 6,8 mw,” terangnya.
Disebutkan, panjangnya Sesar Lembang yang mencapai sekitar 29 kilometer, memanjang mulai dari Padalarang, melewati Kota Lembang hingga ke Gunung Manglayang, yang terbagi menjadi 3 segmen.
Rasmid mengatakan, hingga saat ini ia dan pihaknya belum bisa memprediksi kapan akan ada aktivitas yang dikeluarkan oleh Sesar Lembang.
“Gempa bumi itu tidak bisa diprediksi, kapan terjadinya dan berapa besarnya. Maka dari 2012 sampai sekarang kita tetap mewaspadai semua aktivitas sesar yang ada di Jawa Barat termasuk Sesar Lembang. Karena itu merupakan kendala kami juga, karena gempa bumi belum bisa diprediksi maka hanya bisa memonitoring aktivitas Sesar Lembang setiap waktu,” tutupnya. (wol/rin)
Editor : Anda
Discussion about this post