BANDUNG, jabar.waspada.co.id – Duka mendalam dirasakan keluarga, seorang lansia tidak terselamatkan nyawanya di dalam taksi online akibat rumah sakit di Kota Bandung penuh. Insiden tersebut terjadi Kamis (8/7) kemarin.
Berdasarkan keterangan sopir taksi online yang mengantar, Bani (30 th) menjelaskan kronologi terjadinya peristiwa tersebut, saat nyawa seorang lansia tak terselamatkan.
“Saya kan dapat orderan, saya jam 11.00 WB siang dapat orderan dari klinik di Cijambe (Ujung Berung) tujuannya ke rumah sakit Hermina Arcamanik,” jelas Bani, Jumat (9/7).
Bani menyebut, penumpang yang order telah mendapat surat rujukan dan langsung diantarkannya ke rumah sakit Hermina. Ia mengatakan penumpang yang order berjumlah tiga orang terdiri dari pasien yang sakit adalah lansia, suami dan anaknya yang ikut mendampingi.
“Di rumah sakit itu ternyata menunggu setengah jam. Ternyata setelah surat rujukan dikasih ternyata penuh (rumah sakit Hermina). Jadi gak bisa masuk,” paparnya.
Karena pasien tidak dapat masuk karena rumah sakit Hermina penuh, anak dari pasien kembali ke mobil menghampiri dirinya dan meminta untuk mengantarkan ibunya ke rumah sakit lainnya dengan tawaran pembayaran offline.
“Kemudia saya antarkan lagi ke RS Al Islam di Soekarno Hatta. Jalanan ke sana kondisinya macet,” terangnya.
Ternyata, RS Al Islam juga mengalami kondisi penuh. Alhasil, pasien kemali ditolak lantaran tidak ada tempat perawatan.
“Keluarga pasien akhirnya meminta saya untuk mengantarkan ke RS Santosa di Kebon Jati,” terangnya.
Terkena Penutupan Jalan
Nasib baik tidak berada pada pasien. Setelah dari RS Al Islam hingga ke Jalan Gatot Subroto tidak ada penyekatan. Tapi nahas, di Jalan Asia Afrika telah memberlakukan penyekatan dan mengharuskan mobil berputar.
“Jalan itu (Asia Afrika) kan lagi ditutup. Saya sudah muter-muter tapi ternyata (pasien) tidak tertolong,” terangnya.
Seperti diketahui, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejumlah jalan di Kota Bandung menerapkan skema penutupan.
Kronologi Mengetahui Pasien Meninggal
Karena dirasa ada yang aneh dari keadaan pasien, akhirnya Bani meminta keluarga untuk membangunkan pasien.
“Tidurnya seperti tidak lagi tidur. ‘Pak coba dibangunin. Ternyata sudah tidak bernafas,” ucapnya.
Akhirnya keluarga histeris setelah mengetahui jika pasien sudah meninggal dunia. Alhasil, Bani meminta KTP keluarga untuk mengantar ke rumah pasien.
“Rumahnya di daerah Cijambe, Ujung Berung,” tutupnya. (wol/vin)
Editor : AGUS UTAMA
Discussion about this post