BANDUNG, jabar.waspada.co.id – Menyantap sebuah makanan tentu kurang nikmat jika tanpa kehadiran sebuah sambal, kini makanan serba pedas hingga berlevel-level pun marak dijual dan diburu oleh para konsumen, Minggu (1/8).
Akan tetapi, ternyata kandungan di dalam sambal bisa menjadi berbahaya bagi tubuh jika kita salah dalam membuat campurannya. Dua bahan ini dinilai dapat memberikan efek yang tidak baik bagi tubuh. Berikut dua bahan tersebut.
Minyak Bekas Menggoreng
Kebanyakan sambal tentunya tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya minyak. Seperti dalam sambal terasi biasanya bawang, cabai, tomat hingga terasi perlu digoreng dulu dalam minyak yang panas. Untuk selanjutnya diulek.
Lalu sambal bawang yang cara membuatnya praktis banyak digemari oleh masyarakat pecinta pedas. Dengan hanya merendos cabai serta bawang putih lalu disiramkan dengan minyak goreng yang panas. Yang menghasilkan sambal terasa segar dan nikmat memanjakan lidah.
Maka dari itu minyak dinilai memiliki peran penting dalam membuat sebuah sambal. Terkadang banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal karena dinilai aroma bekas menggoreng ayam yang tertinggal di minyak dapat menambah cita rasa.
Namun ternyata, hal tersebut bisa menjadi masalah. Karena minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam sebelumnya sudah berubah menjadi minyak trans. Pasalnya dalam menggoreng ayam tentu kita selalu menggunakan suhu serta temperatur yang cenderung tinggi.
Perlu diketahui, menggunakan penggorengan dengan temperatur tinggi dapat mempercepat perubahan minyak yang sebelumnya bersifat cis (tidak berbahaya) menjadi trans (berbahaya).
Sejumlah penelitian pun menunjukan jika mengkonsumsi minyak trans dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan. Seperti meningkatkan kolesterol low density lipoprotein (LDL), menurunkan kolesterol high density lipoprotein (HDL), serta meningkatkan rasio total kolesterol.
Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat dan minyak pun menjadi berisiko jika digunakan kembali.
Terasi Oplosan
Ayam goreng tentu sangat nikmat jika ditemani oleh sambal terasi, keduanya memang dikenal sebagai kombinasi yang pas. Namun tahukah jika sambal terasi dapat menjadi berbahaya jika tidak tahu asal mula terasi yang dipakai.
Dikarenakan sudah banyak ditemukan dipasaran jika terasi oplosan yang sangat berbahaya untuk tubuh jika dikonsumsi. Dikutip dari Grid.Id sejak 2017 lalu Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.
Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel. Pedagang yang menambahkan zat pewarna tersebut dilakukan agar mempercantik tampilan seperti merah merona dan terlihat segar.
Seperti yang diketahui jika Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan. Namun, terasi pewarna ini sejatinya mudah untuk dikenali perbedaanya. Mulai dari tekstur terasi yang kasar, pewarna merahnya pun tak merata, berwarna merah mencolok serta keras.
Karena jika terasi yang memakai udang tentu memiliki tekstur yang lembut. Sementara produk terasi oplosan yang sudah lama tak terjual tersebut akan berwarna coklat dimana zat warnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.
Maka dari itu, proses pemilihan terasi juga penting dilakukan saat di pasar, terasi yang baik kualitasnya, tentu dapat membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya. (wol/grd/suy)
Editor: Agus Utama
Discussion about this post