Ditemukan, data terbaru Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat 196 siswa dan guru terpapar Covid-19.
Dengan adanya hal itu, Forum Aksi Guru Indonesia Jawa Barat (FAGI Jabar) mengusulkan memberi sanksi bagi siswa yang tidak melanggar protokol kesehatan (Prokes).
“FAGI mengusulkan ada sanksi bagi siswa di luar sekolah yang tidak pakai masker. Itu sanksi yang sifatnya edukatif kepada para siswa,” ucap Ketua FAGI Jabar Iwan Hermawan saat dihubungi, Kamis (28/10).
“Di rumah dan di luar sekolah saya mohon teman-teman guru, Satpol PP, Satgas Covid-19 tindak tegas aja kalau ada siswa berkerumun tidak pakai masker bubarkan saja,” tambahnya.
Ia juga menyebut siswa acap kali lalai menerapkan prokes di luar sekolah. “Karena kelihatannya sekarang siswa hanya menggunakan masker di lingkungan sekolah saja,” lanjutnya.
Selain itu, Iwan pula memberi contoh longgarnya prokes di sekolah seperti anak datang ke sekolah hanya diperiksa dengan termogan tanpa dilihat hasilnya.
“Apalagi termogan statis hanya lewat lewat saja, pengenggunaan masker pun hanya dilingkungan sekolah oleh karena itu perketat lagi prokes di lingkungan sekolah,” bebernya.
Bukan hanya itu, Iwan mengatakan FAGI Jabar mendorong Pemerintah Kota Bandung memperluas tes acak PCR siswa dan guru.
“Diperluas tes PCR-nya bila perlu seluruh sekolah lah atau memang secara mandiri bagi orang tua yang mampu dites anaknya jangan-jangan putra putrinya kena (Covid-19),” pintanya.
Sekda Kota Bandung Dorong Perluas PCR Siswa dan Guru
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung sekaligus Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna mendorong tes PCR siswa dan anak dilakukan ke seluruh sekolah yang menggelar PTMT di Kota Bandung.
“Ada peluang secara keseluruhan tidak hanya sekolah dijadikan sampel, kalau saya ingin menyeluruh saja. Karena siapa yang memberikan jaminan yang tidak jadi sampel itu aman makanya kita harus dorong,” ujarnya.
Ema mengimbau agar Puskesmas setempat melakukan pelacakan terhadap kontak erat.
“Karena memang dalam regulasinya itu, jadi Puskesmas di mana sekolah itu ada (positif Covid-19) bekerjasama dengan Satgas yang ada di sekolah itu dalam terjadi hal semacam ini harus menangani,” terang Ema.
“Jadi kita jangan hanya sebatas tahu kasus dia kena, jadi harus dari proses hasil penanganan, simpelnya harus sampai tahu sampai batas akhir,” tutupnya. (wol/vin)
Editor: ANDA
Discussion about this post