BANDUNG, jabar.waspada.co.id – Sudah sepekan, harga minyak goreng curah di Kota Bandung terus melambung. Bukan hanya minyak goreng curah, akhirnya harga minyak goreng kemasan juga ikut melejit.
Menurut Wiwit (27) selaku penjual grosir mengaku kenaikan minyak curah sudah berlangsung lebih dari sebulan.
“Sudah ada sebulan ini. Harga curah pas terakhir Rp16 ribu dan sekarang Rp20 ribu per liter,” ungkapnya di toko grosirnya Pasar Ciwastra, Kota Bandung, Kamis (11/11).
Wiwit membenarkan bahwa harga minyak goreng kemasan pun sekarang juga mengalami kenaikan.
“Minyak kemasan sekarang udah Rp19 ribu satu liter. Itu naik juga, awalnya Rp17 ribu, Rp18 ribu, dan sekarang Rp19 ribu,” kata Wiwit.
Dengan harga minyak goreng yang terus merangkak, Wiwit mengakui ada penurunan pembeli.
“Ada ajalah, biasa pada ngeluh naiknya.
Mendengar pada 2022 peredaran minyak curah dilarang diperjualbelikan, Wiwit mengaku tidak khawatir. Hal itu dikarenakan sebelumnya sempat ada wacana demikian, buktinya hingga kini tidak terjadi larangan berjualan minyak curah.
” Dulu pernah ada (minyak goreng curah) gak diadain. Tapi tetep aja ada, cuma harga dinaikkin,” bebernya.
Hal senada diucapkan Amara (18) pedagang di Pasar Ciwastra. Ia mengaku stok minyak curah di distribusi sebenarnya tidak kekurangan yang menyebabkan harga naik.
“Tidak susah, sekarang itu karena mahal aja,” terangnya.
Ia menerangkan, saat ini menjual minyak goreng curah dengan harga Rp20 ribu. “Harga aslinya dari distributor itu Rp18.500, saya jual Rp20 ribu,” paparnya.
Mengenai hal itu, Kepala Bidang (Kabid) Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa menjabarkan harga minyak goreng naik karena adanya gejolak di CPO.
“Terkait dengan kenaikan harga ini bukan hanya terjadi di Kota Bandung. Ini hampir terjadi di seliruh daerah Indonesia,” kata Meiwan.
Meiwan menyatakan, produksi minyak sawit pula mengalami penurunan baik di Indonesia maupun negara lain.
“Padahal Malaysia dan Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di Indonesia,” beber Meiwan.
Pihaknya pun berjanji terus melakukan monitoring harga dan memastikan ketersediaan minyak goreng dan bahan-bahan pokok aman.
“Jangan sampai pasokannya istilahnya tidak ada lah. Hasilnya pemantauan di lapangan sih InsyaAllah barang-barang masih ada lah seperti itu,” terangnya.
Lanjut Meiwan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Disdagin Jawa Barat dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) untuk terus memastikan ketersediaan bahan pokok di Kota Bandung. (wol/vin)
Editor: ANDA
Discussion about this post