BANDUNG, jabar.waspada.co.id – Massa aksi yang tergabung dalam Bandung Berisik (Bandung Selamatkan Iklim) mengenakan kostum Money Heist atau La Casa De Papel membawa spanduk serta payung-payung yang bertuliskan sejumlah tuntutan geruduk Gedung Sate, Jumat (5/11).
Selanjutnya massa aksi memberikan surat edaran yang berisi, Bandung Berisik menyerukan penyelamatan dan perlindungan lingkungan hidup rakyat di Jawa Barat (Jabar).
Amel dari Solar Generation menjelaskan, aksi ini membawa tiga tuntutan utama yakni ekologi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi.
“Kenapa ekologi karena kita pemerintah pada saat COP26 (konferensi terkait iklim terbesar dan terpenting di planet) ini mereka membahas ekologi yang terpusat pada empat poin, pertama kualitas lahan, kedua kualitas air, ketiga kualitas laut, dan yang keempat kualitas udara,” ujarnya.
Kemudian Amel menyebut data yang dibawa pemerintah di COP26, tidaklah sesuai dengan fakta.
“Faktanya Indonesia khususnya Jawa Barat bagian utara dan selatan mengalami krisis empat poin tersebut. Mereka banyak yang kehilangan lahan, banyak yang mengalami kekeringan, permasalahan kesehatan apalagi terdampak PLTU Batubara gitu,” kata Amel.
Bukan hanya itu, masyarakat di Jawa Barat, juga kehilangan pekerjaan karena kualitas lahan berkurang.
Lanjut Amel meminta pemerintah meninjau kembali adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jawa Barat. Sebab, menurutnya PLTU di Pulau Jawa sudah cukup.
“Justru cadangan listrik di Pulau Jawa itu justru melebihi kapasitas. Padahal penggunaannya tidak sesuai sama yang pemerintah buat, sama pemerintah yang pemerintah lakukan,” bebernya.
Amel mencontohkan, pembangunan PLTU di Bekasi di mana di wilayah itu sedang mengalami permasalahan abrasi dan banjir rob.
“Ini pemerintah harus tangani dulu daripada membangun PLTU. Kalau permukaan air laut meningkat bagaimana kesannya malah kita seperti membuang uang. Daripada membangun PLTU mending kita benerin masalah banjir rab dong,” ujar Amel.
Di sisi lain, mengenai kendaraan listrik yang digadang-gadang ramah lingkungan, Amel mengapresiasi jika penggunaan tenaga listrik bukan berasal dari batu baru.
“Kalau memang misalkan kita sudah nyiapin seribu mobil listrik, seribu motor listrik tapi kalau listriknya dari batubara sama aja bohong. Coba kalau pemerintah ingin buat mobil listrik benerin dulu masalah listrik di Indonesia,” sebutnya.
Lebih lanjut, adapun empat hal yang Amel harapkan untuk masyarakat Indonesia terkhusus Jawa Barat.
“Untuk teman-teman di luar sana kita harus menjadi shooter atau melakukan aksi. Ini mungkin teman-teman bisa bergabung dengan kawan-kawan kamisan atau mungkin melalui TikTok saja sudah melakukan aksi. Kedua kawan-kawan harus menjadi pelaku yang mampu mengatasi atau memerangi permasalahan iklim. Misalkan kalian mencoba menghemat listrik,” paparnya.
Lalu ketiga, Amel mengajak masyarakat untuk belajar dengan hal-hal yang bermanfaat.
“Kayak misalkan kalian beli tote bag atau beli solar panel atau segala macem. Terakhir aku berharap banget menjadi orang-orang mendorong orang lain atau jadi pemimpin. Kalau pemimpin berasal dari individu sendiri dan bisa mendorong orang,” harapnya. (wol/vin)
Editor: ANDA
Discussion about this post