BANDUNG, jabar.waspada.co.id – Pemerintah pusat menyebut penerapan protokol Covid-19 di Kota Bandung melemah dan kesadaran masyarakat cenderung berkurang.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers terkait hasil rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (8/11) selain penerapan protokol kesehatan melemah, kesadaran masyarakat juga semakin berkurang.
Terkait hal itu, Ketua Satuan Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna menyebut sentilan yang diterima adalah hal biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
“Tidak usah menjadi tema besar yang penting kita ini banyak eviden yang bisa ditunjukkan setiap hari Pol PP (Satpol PP) itu kan sebetulnya berkeliling tapi persoalannya begini kita juga harus melihat dan mampu mengukur sejauh mana tingkat kedisiplinan dan komitmen masyarakat untuk bersama-sama menangani pandemi ini,” sebut Ema di Balai Kota Bandung, Selasa (9/11).
Ema mengklaim bahwa dalam pemantauan protokol kesehatan tidak bisa hanya mengandalkan petugas. Karena jumlah yang tidak berimbang.
“Jauh-jauh hari kan kalau mengandalkan gugus kita ini gak berimbang jumlah manusia dengan masyarakat yang harus ditertibkan. Ini hampir sudah mendekati dua tahun loh. Masa mereka tidak paham situasi dan kondisi,” ucapnya.
Jika nantinya masyarakat tidak dapat dikendalikan dan melakukan euforia, maka Ema menegaskan pengetatan akan kembali diterapkan.
“Kita selalu warning kepada mereka jangan euforia kalau sekarang ini mereka mengarah kepada tindakan terkendali tentu kita harus ketatkan lagi,” tuturnya.
“Karena kita tidak ingin lagi misalnya turun kelas dari level 2 ke level 3 kan bahaya dan itu implikasinya besar kepada relaksasi yang selama ini untuk memberikan daya doronh kepada aktivitas ekonomi dan sosial,” tambahnya.
Untuk itu, Ema mengajak semua pihak untuk saling mengedukasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan disiplin protokol kesehatan.
“Bukan tidak boleh tapi prokesnya harus maksimal. Semangatnya sama d isaat ini bukan menjadi prioritas maka kurangi mobilitas dan kita akan evaluasi terhadap fasos (fasilitas sosial), fasum (fasilitas umum) yang ada di kita Alun-alun (Bandung) dan sebagainya,” tukasnya. (wol/vin)
Editor: ANDA
Discussion about this post