JAKARTA, Jabar.waspada.co.id – Delapan partai politik bertemu untuk membahas sistem proporsional tertutup dalam pelaksanaan Pemilu 2024 yang diwacanakan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari.
Delapan parpol yang melakukan pertemuan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (8/1), yakni Partai Golkar (Ketum Airlangga Hartarto), PKB (Ketum Muhaimin Iskandar), Partai Demokrat (Ketum Agus Harimurti Yudhoyono), PPP (Waketum Amir Uskara), Partai NasDem (Waketum Ahmad Ali), PAN (Ketum Zulkifli Hasan), dan PKS (Presiden Ahmad Syaikhu). Nampak hadir, Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate.
Sementara itu, Partai Gerindra yang direncanakan ikut dalam pertemuan itu belum hadir. Mereka pun melakukan pertemuan secara tertutup.
Sebelum pertemuan, Waketum Partai NasDem Ahmad Ali menyebutkan, pertemuan ini membahas pernyataan Ketua KPU tentang proporsional tertutup.
Partai NasDem, kata Ali, menolak tentang sistem proporsional tertutup.
“Harusnya (pertemuan ini) menolak. Karena itu memang domain parpol sebagai pembuat UU, itu bukan domain MK,” ujarnya.
Apakah penolakan itu perlu disampaikan kepada Presiden Joko Widodo, kata Ali, itu tidak perlu karena tidak ada hubungannya.
“Saya pikir begini, kita kan masing-masing partai memiliki kedaulatan itu. Pak Jokowi pastinya memahami semua pertemuan partai hari ini menyangkut kepentingan parpol itu sendiri. Jadi ya ini menyangkut internal parpol masing-masing, kepentingan partai,” ujarnya.
Hingga saat ini pertemuan para petinggi parpol masih berlangsung.
Sebelumnya, Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari menyebutkan ada kemungkinan pemungutan suara Pemilu 2024 dengan sistem proporsional tertutup atau memilih partai, bukan caleg.
“Ada kemungkinan, saya belum berani berspekulasi, ada kemungkinan kembali ke sistem proporsional daftar calon tertutup,” kata Hasyim dalam acara Catatan Akhir Tahun 2022 di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis (29/12).
Proporsional Tertutup Diusulkan PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan mendorong sistem proporsional tertutup pada pemilu 2024 mendatang. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto beralasan partainya berprinsip ingin mendorong mekanisme kaderisasi di internal partai politik.
“Bagi PDIP kami berpolitik dengan suatu prinsip, dengan suatu keyakinan berdasarkan konstitusi, peserta pemilu adalah parpol dan kemudian kami ingin mendorong mekanisme kaderisasi di internal partai,” ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (3/1) lalu.
Lebih jauh Hasto mengatakan PDIP bukanlah partai yang hanya fokus untuk menang dalam pemilu. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengklaim juga mengutamakan kaderisasi dan pendidikan politik. Partai juga memperjuangkan aspirasi rakyat menjadi kebijakan publik.
“Di situlah [guna] proporsional tertutup kami dorong,” kata Hasto lagi.
Hasto mengatakan dengan menggunakan sistem proporsional tertutup akan bisa dilakukan penghematan. Alasannya para caleg tak perlu menyiapkan atribut berbeda untuk setiap caleg. Pemilu dengan sistem tertutup juga akan memperkecil terjadinya ruang manipulasi.
PDIP kata Hasto menilai penggunaan sistem proporsional tertutup lebih memungkinkan mendorong calon yang berasal dari akademisi, tokoh agama, serta purnawirawan. Pencalonan bisa dilakukan berdasarkan kompetensi dan tidak hanya bersandar pada popularitas semata. (suara/pel/d2)
Discussion about this post