Jabar.waspada.co.id – Ismail Marzuki adalah salah satu pahlawan nasional dan komponis besar Indonesia yang sering menciptakan lagu-lagu nasional.
Pria kelahiran Kwitang, Senen, Jakarta pada 11 Mei 1914 ini memang sangat menyukai musik sejak usia belia. Salah satu instrumen andalannya adalah alat musik petik dan gitar.
Selama hidupnya, Ismail Marzuki sangat aktif mengikuti kegiatan musik, seperti menjadi anggota grup musik Lief Java, memimpin Orkes Studio Jakarta, dan membentuk Orkes Studio Bandung.
Tidak hanya itu, dia juga sering menciptakan karya-karya lagu populer seperti Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, Juwita Malam, Indonesia Pustaka, dan masih banyak lainnya.
Berkat karyanya tersebut, pemerintah menganugerahkan Ismail Marzuki sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 89/TK/2004 pada tanggal 5 November 2004.
Tapi sayangnya, salah satu lagu ciptaan Ismail Marzuki, “Halo-Halo Bandung” dijiplak oleh negara tetangga, Malaysia.
Ada sedikit perbedaan dari keseluruhan musiknya, namun nuansa patriotis masih dipertahankan dalam lagu itu. Sejumlah lirik juga diganti, bahkan mereka mengganti bagian lirik “Halo-Halo Bandung” menjadi “Hello Kuala Lumpur”.
Daftar Lagu Ciptaan Ismail Marzuki
Ada begitu banyak lagu ciptaan Ismail Marzuki yang memiliki nuansa yang ramah di telinga kita. Tapi sayangnya, lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki sangat jarang terdengar lagi di media televisi, radio, dan lainnya.
Padahal lagu-lagu tradisional dan nasionalisme harus terus diperkenalkan kepada generasi-generasi baru supaya mereka bisa belajar tentang asal-usul negara dan memupuk rasa kebanggan terhadap identitas nasional.
Biar hal ini tidak terjadi lagi, berikut 10 daftar lagu ciptaan Ismail Marzuki yang wajib diperkenalkan kepada generasi baru:
1. Selendang Sutera
Selendang Sutera adalah salah satu lagu ciptaan Ismail Marzuki pada tahun 1954 yang dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Indonesia, Bing Slamet.
Lagu ini menggambarkan cinta yang indah antara dua pasangan yang ingin bersatu. Kalimat Selendang Sutera yang dipakai merupakan metafora yang digunakan untuk menggambarkan kecantikan dan kemuliaan seorang wanita yang diidamkan oleh pria yang mencintainya.
2. Rayuan Pulau Kelapa
Rayuan Pulau Kelapa adalah salah satu lagu Ismail Marzuki yang terkenal di tahun 1947.
Saking terkenalnya, banyak musisi legendaris Indonesia yang mengarasemen ulang lagu ini. Salah satunya adalah Guruh Sukarno Putra yang dinyanyikan oleh Chrisye dalam album “Sabda Alam”.
Rayuan Pulau Kelapa menggambarkan keindahan Pulau Kelapa yang kini menjadi bagian dari wilayah Jakarta.
Liriknya menggambarkan tentang keindahan alam dan keelokan pulau, namun terdapat makna yang berkaitan dengan perasaan cinta terhadap tanah air.
Kurang lebih lagu ini menunjukkan rasa cinta dan kebanggan terhadap Pulau Kelapa, yang menjadi simbol identitas nasional Indonesia yang baru merdeka.
Sebab, Pulau Kelapa merupakan tempat bersejarah yang digunakan sebagai tempat pertemuan dan perumusan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
3. Indonesia Pusaka
Indonesia Pusaka adalah lagu nasional Indonesia yang diciptakan oleh Ismail Marzuki pada tahun 1945.
Lagu ini menggambarkan semangat nasionalisme dan perasaan cinta terhadap Indonesia.
Setiap lirik lagunya mengajak para pendengarnya untuk membayangkan keindahan alam, keragaman budaya, dan perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka.
4. Halo-Halo Bandung
Berikutnya ada Halo-Halo Bandung yang sedang menjadi bahan perbincangan setelah Malaysia menjiplak lagunya.
Karya ini dibuat oleh Ismail Marzuki pada tahun 1949 dan menjadi salah satu lagu klasik yang sangat populer.
Lagu ini menggambarkan perasaan rindu dan cinta terhadap Kota Bandung. Dalam setiap baitnya, Ismail Marzuki mendeskripsikan keindahan Kota Bandung dan keramahan warga-warganya yang membuat kita semua merasa nostalgia terhadap tempat tersebut.
5. Rindu Lukisan
Rindu Lukisan adalah salah satu karya buatan Ismail Marzuki pada tahun 1956 yang dinyanyikan oleh penyanyi Titiek Puspa.
Lagu ini memiliki makna mendalam terhadap seseorang yang telah pergi atau tidak berada di dekat kita.
Lukisan dalam setiap liriknya merupakan metafora yang menggambarkan sosok yang dicintai dan perasaan rindu yang begitu mendalam sampai dia merasa bisa melihat sosok yang dicintai di dalam lukisan tersebut.
Discussion about this post