MEDAN, Waspada.co.id – CV Bintang Tani Andalan mendapatkan tugas dari Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk memenuhi kebutuhan benih padi Inbrida varietas Inpari 32 seluas 5.000 hektare dan sebanyak 125 ton di kawasan Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
Direktur CV Bintang Tani Andalan, Riki Handoko menjelaskan program ini merupakan aspirasi dari Anggota Komisi IV DPR RI, M. Salim Fakhry untuk memenuhi kebutuhan benih padi di daerah pemilihannya, Aceh Tenggara (Agara).
“Kita berharap bisa ikut membantu penyediaan benih padi untuk wilayah Aceh dan Sumut yang dimulai dari Aceh Tenggara. Hal ini agar para petani dapat menggunakan benih untuk pertanaman pada musim tanam 2024 sehingga dapat meningkatkan produktivitas per hektarnya, baik kelompok tani di Aceh Tenggara,” ucap Handoko dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (18/7).
Handoko mengungkapkan bibit padi sebanyak 125 ton telah tiba di Aceh Tenggara pada, Rabu (17/7) kemarin bersamaan panen raya jagung di Lawe Disky, Babul Makmur yang dihadiri oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Suwandi dan M. Salim Fakhry dalam kegiatan reses terakhirnya.
Sementara Suwandi dalam pernyataannya meminta petani dan penyuluh melakukan percepatan tanaman padi dengan jarak tanam ke panen maksimal 14 hari dan mengganti tanaman jagung jika lokasi tanam padi bermasalah karena alasan air.
“Pesan pak menteri, Mohon Aceh melakukan percepatan tanam, jarak tanam ke panen maksimal 14 hari, mohon pompa-pompa yang diberikan pak menteri untuk percepatan tanam padi. Daerah-daerah yang tak pas tanam padi karena air tolong tanam jagung di Aceh Tenggara ini 24 ribu hektare,” ujar Suwandi.
Sementara itu, Salim Fakhry menyatakan telah masuk bibit padi ke Aceh Tenggara sekitar 125 ton. Sehingga padi dan jagung bisa digunakan maksimal oleh para petani.
“Harapannya Aceh Tenggara bisa lebih baik ke depannya,” kata Salim Fakhry.
Seorang petani yang menerima bibit padi, Wiwi Br Simonangkir, berharap sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia harganya lebih tinggi daripada makanan pokok yang lain.
“Bibit padi ini adalah yang pertama kali diterima oleh petani, kami memang dominan menanam jagung tapi karena kami juga menanam padi, saya berharap kalau bisa mulai pupuk, anti gulmanya kalau bisa janganlah terlalu tinggi harganya,” ujar Wiwi. (wol/ryp)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post