Waspada.co.id – Sekarang ini memang sudah zamannya era digital dan sangat modern. Tak dipungkiri jika kita tidak bisa lepas dari dunia internet dan berkomunikasi lewat dunia maya sudah sangat wajar.
Ulama ahli Alquran KH Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha) memberikan tips dan saran kepada para santri dan jamaah agar tetap membaca Alquran dalam menghadapi zaman modern.
“Saya saran, kamu ngadepi zaman modern itu harus baca Alquran,” kata Gus Baha dilansir dari laman sahijab, Sabtu (27/4).
Selanjutnya, Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3iA Narukan di Kragan, Rembang, Jawa Tengah, memberikan alasan sekaligus landasan. Ia merujuk pada penggalan Alquran Surat An-Nahl ayat 66, yang terjemah lengkapnya adalah sebagai berikut:
“Sesungguhnya pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari sebagian apa yang ada dalam perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya.”
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menjelaskan, bahwa Allah dapat mengelola, yang dalam konteks ini adalah manusia yang hidup di zaman modern, seperti mengelola susu di dalam perut sapi.
“Jadi, Allah itu bisa mengelola. Sapi itu kan makanannya rumput. Di tubuh sapi itu ada darah, ada kotoran, tapi sapi bisa melahirkan susu,” jelasnya.
Menurut para ulama, sambung Gus Baha, apa pun rusaknya zaman, sebetulnya gesekan-gesekan di alam nyata ini mirip, seperti ada kotoran dan ada darah.
“Kalau kamu orang baik, pasti tetap jadi labanan khalishan (susu murni),” jelasnya.
Ia memberikan motivasi agar tidak putus asa, tanpa memandang zaman. Baginya, umat Islam harus tetap menjadi labanan khalishan (susu murni), meskipun berada di tengah-tengah mim baini fartsiw wa dami (antara kotoran dan darah).
“Itu bukti bahwa kita ndak boleh putus asa,” tegasnya.
Kiai yang sering tampil mengenakan peci hitam dan baju putih juga mengungkapkan kekhawatiran banyak orang bahwa zaman modern ini berbeda dengan zaman dahulu, khususnya zaman Wali Songo.
Dengan penuh keterbukaan, Gus Baha merespons hal ini dengan memberikan contoh positif dari zaman ini, sambil menyelipkan seloroh khasnya. Secara santai, ia pun bercanda mengenai moderator, menyebutnya sebagai su’ul adab.
“Zaman sekarang pun di BQ (Bayt Alquran), masih ada ustadz su’ul adab. Wong yang buka pertanyaan dia, kok yang suruh jawab saya,” kelakar Gus Baha kepada moderator bercanda.
“Itu pakai fiqih apa, enggak bisa itu, enggak bisa. Itu bisanya benar kalau saya ampuni, kalau enggak, (ya) enggak,” sambungnya tertawa.
Mengakhiri guyonannya, Gus Baha yang hafal Alquran itu, tetap memakai landasan dalam berkelakar.
“Tapi karena saya ini kiai baik kan nurut, nurut sama Allah: wal-‘afina ‘anin-nas (orang-orang yang memaafkan [kesalahan] orang lain),” pungkas Gus Baha, mengutip Alquran Surat Ali Imran ayat 134.(wol/sahijab/mrz/d1)
Discussion about this post