JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), mengaku tak keberatan apabila Nasdem, PKB, bahkan PKS bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Meskipun pada saat kontestasi Pilpres 2024, ketiga partai tersebut berseberangan dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Zulhas mengingatkan, kalah dan menang dalam kontestasi politik adalah hal yang biasa di negara demokrasi. Artinya, kata dia, tidak perlu terbawa perasaan, apalagi sampai menganggap sebagai pertarungan hidup dan mati.
“Saya kira memberikan pelajaran penting bagi kita dan bagi masyarakat bahwa pemilu, pilpres itu biasa, proses politik, jangan baper, jangan dibawa seperti hidup dan mati,” kata Zulhas dilansir dari laman republika, Rabu (1/5).
Zulhas mencontohkan, ketika PAN memutuskan untuk mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) pada 2019. Padahal, pada pelaksanaan Pilpres 2019, PAN merupakan bagian dari koalisi pengusung lawan daripada pasangan Jokowi-Ma’ruf.
Karena itu, partai kalah mendukung yang menang merupakan hal biasa. “Biasa nanti kalau kalah, ya, yang kalah gabung yang menang. Kemarin saya kan kalah, kemarin (Pilpres 2019) gabung ke Pak Jokowi,” ujar menteri perdagangan tersebut.
Zulhas mengaku tak khawatir soal jatah kursi menteri PAN bakal berkurang, lantaran partai baru memilih bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Zulhas mengaku, pihaknya lebih mendahulukan kepentingan Indonesia ketimbang membahas jatah kursi kabinet.
“Lho jatah atau kepentingan Indonesia? Kan kita milih kepentingan Indonesia yang lebih besar, kita memilih kepentingan Indonesia menjadi negara maju, kita memilih kepentingan rakyat lebih baik, makmur, sejahtera. Kita memilih persatuan. Itu yang kita pilih, yang kita pilih tentu based on national interest, merah putih,” ucap Zulhas.
Hanya saja, dari ketiga partai itu, hanya Nasdem dan PKB yang sudah terang-terangan mendukung Prabowo-Gibran. Pun presiden terpilih Prabowo sudah berkunjung ke markas kedua partai tersebut. Adapun PKS masih terkesan malu-malu untuk bergabung, dan Prabowo juga belum mengunjungi kantor DPP partai yang 10 tahun ini menjadi oposisi.(wol/republika/mrz/d2)
Discussion about this post