MEDAN, Waspada.co.id – Sebagai penyelenggara pendidikan berbasis interkultural dan pionir STEAM di Indonesia, Sampoerna Academy merayakan Lunar New Year 2024 sebagai bukti komitmennya dalam menumbuhkan apresiasi multi budaya dan mengembangkan pola pikir global di kalangan siswanya.
Dalam acara ini, Sampoerna Academy Medan Citra mengangkat tema “The Descendant of The Dragon” dengan berbagai kegiatan yang melibatkan para siswa dalam mengimplementasikan hasil pembelajaran di sekolah.
Di era globalisasi, Sampoerna Academy menyadari pentingnya membekali generasi muda dengan keterampilan dan perspektif yang diperlukan untuk mencetak generasi emas yang mampu memberikan kontribusi positif yang dimulai dari lingkungan sekitar hingga bangsa dan dunia.
Untuk memiliki pola pikir global, generasi muda perlu memiliki pemahaman yang baik tentang beragam kebudayaan asing yang dapat didukung dengan penguasaan bahasa asing yang terampil.
Principal Sampoerna Academy Medan Citra, Mary Jane Luyon-Fajardo menuturkan bahwa tema perayaan Lunar New Year memiliki simbolisme yang mendalam bagi seluruh civitas academica.
“Sampoerna Academy Medan Citra dengan bangga merayakan Lunar New Year 2024, mengusung tema ‘The Descendant of The Dragon’. Acara ini mencerminkan komitmen kami untuk memupuk apresiasi budaya dan memupuk pola pikir global di kalangan siswa kami. Dengan mengenalkan warisan budaya, kami ingin memberikan perspektif pandangan dunia yang lebih luas untuk membekali siswa kami dengan keterampilan dan perspektif yang diperlukan untuk dapat bersaing di era globalisasi,” tuturnya.
Indonesia menghadapi tantangan globalisasi di mana peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan langkah utama dalam menjawab dinamika dunia saat ini. Salah satu ciri mencolok dari globalisasi adalah dampak multibahasa dan fenomena multikulturalisme yang terkait.
“Untuk menjawab tantangan global terhadap peningkatan kualitas SDM ini, Sampoerna Academy menerapkan kurikulum dengan pembelajaran trilingual (Indonesia, Inggris, Mandarin) bagi setiap siswanya. Pembelajaran trilingual ini memainkan peran penting dalam membuka peluang bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kompetensi bahasa, yang nantinya akan membantu membentuk pemikiran global yang inklusif dan adaptif,”ungkapnya.
Menurut riset yang dilakukan oleh Rosetta Stone, Inc. pada tahun 2020, diperkirakan hanya 13% orang di dunia yang memiliki kompetensi trilingual. Hal ini menunjukkan bahwa keahlian multilingual masih merupakan kompetensi yang jarang ditemui secara global. Namun, dengan pertumbuhan globalisasi dan meningkatnya keterhubungan antar budaya, penting bagi lembaga pendidikan untuk mengadopsi pendekatan trilingual dalam kurikulum mereka guna mempersiapkan generasi masa depan untuk menjadi pemimpin yang mampu berkontribusi dalam skala global.
Psikolog Anak dan Remaja LivWell Clinic Medan, Ita Novita br Purba, M.Psi., Psikolog mengungkapkan pentingnya pembentukan pola pikir global pada anak sejak dini. “Pembentukan pola pikir manusia sejak usia dini selalu dimulai di lingkungan terkecil, yaitu keluarga dan sekolah yang kemudian akan membentuk karakter anak di masyarakat. Peran sekolah sangat penting karena akan membantu dalam pembentukan pola pikir anak.
“Seperti halnya penerapan kompetensi trilingual serta metode pembelajaran di Sampoerna Academy yang dapat menjadi salah satu senjata awal untuk berinteraksi dan mengenal banyak hal serta membuka pikiran terhadap budaya lain. Tentunya, keterampilan multi-bahasa yang baik akan sangat efektif dalam mengenali dan memahami budaya lain yang mendukung pengembangan pola pikir global pada anak,”jelasnya.
Dalam perayaan Lunar New Year 2024, Sampoerna Academy Medan Citra menyelenggarakan berbagai kegiatan, di antaranya student performance, cultural booth dan workshop, serta bazar. Melalui student performance, siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dan memperdalam pemahaman tentang kesenian budaya Asia.
“Sementara di cultural booth dan workshop, siswa dapat terlibat dalam aktivitas yang memperkaya pengetahuan mereka tentang berbagai aspek budaya Asia sekaligus juga dapat memperkenalkan kepada para orangtua dan pengunjung. Selain itu, bazar yang diselenggarakan juga menjadi sarana bagi siswa untuk berinteraksi melalui pengalaman langsung dengan berbagai produk dan kegiatan yang mencerminkan keberagaman budaya,’katanya.
Acara ini merupakan bagian dari upaya Sampoerna Academy untuk menanamkan nilai-nilai budaya Asia kepada peserta didik.
“Harapannya adalah agar siswa dapat mengembangkan pola pikir global melalui pembelajaran yang diterapkan, penguasaan bahasa asing, dalam hal ini Mandarin, sambil tetap memelihara nilai-nilai luhur Asia, tempat mereka lahir atau tempat mereka tinggal. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat mengambil peran aktif dan menjadi agen perubahan di masa depan, baik dalam skala lokal maupun global,” tutup Mary Jane. (wol/rls/eko/d1)
Discussion about this post