MEDAN, Waspada.co.id – Data cadangan devisa tanah air yang dirilis pada perdagangan pagi menunjukan bahwa cadangan devisa di bulan Januari sebesar $145.1 milyar, atau lebih rendah dibandingkan posisi pada bulan Desember sebesar $146.4 milyar.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan meski lebih rendah, kinerja mata uang rupiah terpantau mengalami penguatan di sesi perdagangan sore dibandingkan dengan sesi perdagangan pagi.
“Mata uang rupiah yang sempat ditransaksikan nyaris mendekati level 15.750 per US Dolar, situasinya berbalik dan rupiah menguat di level 15.630 per US Dolar di sesi penutupan perdagangan. Penguatan mata uang rupiah tersebut juga seirama dengan melemahnya US Dolar terhadap sejumlah mata uang di Asia pada sesi perdagangan hari ini,” tuturnya, Kamis (8/2).
Sementara itu, IHSG justru mengalami koreksi meskipun disesi perdagangan pembukaan mencatatkan kenaikan. IHSG ditutup melemah 0.17% atau 12.2 poin di level 7.235,15. Pelemahan IHSG jelang libur panjang hingga akhir pekan ini memang menyisahkan sejumlah kekuatiran bagi pelaku pasar.
“Di mana l pelaku pasar berhadapan dengan potensi resiko jika terjadi tekanan pada pasar keuangan eksternal,” ungkapnya.
Hal ini yang menjadi pertimbagan bagi pelaku pasar untuk tidak terlalu banyak mengambil posisi di pasar saham. Karena di akhir pekan akan ada rilis data ekonomi penting. Salah satunya adalah rilis data inflasi China, dimana China diproyeksikan akan membukukan deflasi.
Jika China membukukan deflasi, maka besar kemungkinan pasar keuangan akan mengalami tekanan nantinya.
“Dan pasar keuangan di tanah air baru akan merespon perubahan kinerja tersebut pada perdagangan hari Senin awal pekan depan. Di sisi lain, harga emas pada perdagangan sore ditransaksikan di level $2.034 per ons troy nya. Relatif tidak berubah dibandingkan dengan sesi perdagangan pagi. Harga emas relatif tidak mengalami perubahan dan bertahan di kisaran Rp. 1.025.000 per gram sejauh ini,” tandasnya.(wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post