MEDAN, Waspada.co.id – DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Sumatera Utara menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan bertajuk “Menuju Indonesia Maju Melalui Literasi dan Inklusi Keuangan”.
Acara ini sendiri merupakan rangkaian acara yang keempat, setelah sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2024 di Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang berjalan sukses menghadirkan pelaku usaha, investor dan akademisi.
Tak terlepas dari dukungan berbagai pihak, diskusi kali ini juga di dukung oleh BEI Kantor Perwakilan Sumatera Utara, dengan sponsor dari PT Ciptadana Asset Management, yang bekerja sama dengan pelaku Jasa Keuangan lainnya, yaitu: Nationalnobu Bank Cabang Kota Medan, Hanwha Life Insurance Indonesia serta Trimegah Sekuritas.
Berdasarkan data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada situs ojk.go.id di tahun 2022 untuk Sumatera Utara tingkat literasi dan inklusi keuangan berada pada angka 51.69 persen dan 95.58 persen, dimana lebih tinggi dibanding tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional yang berada pada angka 49.68 persen dan 85.10 persen.
Meskipun lebih tinggi dari tingkat nasional, namun selisih angka persentase literasi dan inklusi keuangan yang terjadi masih cukup besar menunjukan bahwa masyarakat Indonesia, termasuk wilayah Sumatera Utara belum memiliki pemahaman yang memadai mengenai karakteristik dan peraturan berbagai produk serta layanan di sektor jasa keuangan yang mereka miliki.
Sesuai yang disampaikan oleh Presiden Jokowi agar pasar modal bisa diakses oleh para pelaku bisnis di seluruh daerah di Indonesia.
Ketua APINDO DPP Sumatera Utara, Dr. Haposan Siallagan menuturkan komite pasar modal APINDO yang dipimpin oleh Gunawan Tjokro akan menjadi partner OJK dan BEI bersama stakeholder lainnya.
“Sebagai upaya untuk mendorong dan mensosialisasikan ke perusahaan-perusahaan anggota APINDO di daerah agar bisa mengakses pasar modal, alternatif financing untuk pengembangan usaha mereka,” tuturnya di Medan, Kamis (30/5).
Komite pasar modal di APINDO adalah bagian dari bidang BKMJK (Bidang Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan) yang dipimpin oleh Tigor Siahaan.
“Visi Apindo adalah mengembangkan hubungan industrial yang harmonis dan produktif, melindungi, membela dan memberdayakan seluruh pelaku usaha, berperan aktif dalam meningkatkan investasi, dan berperan aktif dalam proses penyusunan kebijakan pemerintah,” ungkapnya
Sejalan dengan visi dan misi APINDO ini, kami bermaksud untuk dapat mengembangkan pengetahuan dari pelaku usaha, termasuk UMKM agar dapat mengembangkan usahanya melalui pendanaan melalui IPO dan KUR.
“Apindo juga bermaksud meningkatkan pengetahuannya mengenai investasi keuangan dan perlindungan asuransi,” katanya.
Untuk itu acara Menuju Indonesia Maju Melalui Literasi dan Inklusi Keuangan merupakan salah satu bukti peran aktif kami dalam mendukung para pelaku usaha agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi.
Disampaikan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), melalui Direktur Eksekutif-nya Dr.Ir.Kurnadi Gularso juga bahwa hal serupa melalui pernyataannya, dengan terlaksananya acara Menuju Indonesia Maju Melalui Literasi dan Inklusi Keuangan, harapannya akan banyak pengusaha yang terbantu usahanya apabila ingin mendapat pendanaan melalui go public, juga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kita perlu memanfaatkan pasar modal, untuk mengembangkan usaha,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BEI Kantor Perwakilan Sumatera Utara, M. Pintor Nasution mengatakan bahwa pemahaman pelaku bisnis khususnya di Sumatera Utara, harus bisa melihat peluang sumber pendanaan tidak hanya melalui IPO saham, namun bisa juga lewat obligasi.
“Pemahaman pelaku bisnis harus bisa melihat sumber pendanaan dari berbagai sektor,” jelasnya.
Salah satu pelaku Jasa Keuangan yang hadir yakni NOBU Bank, yang diwakili oleh Ermaliana sebagai Nobu Bank Region Head, mengatakan bahwa NOBU Bank siap membantu pelaku bisnis di Sumatera Utara agar bisa mempercepat pertumbuhan dari aspek bisnis, networks, ide dan terobosan baru.
“Program-program kami sebagai bagian dari misi literasi dan inklusi dari NOBU Bank,” ucap Ermaliana.
Selain itu, Hanwha Life Indonesia, adalah perusahaan asuransi jiwa asal Korea Selatan, yang pada kegiatan ini diwakili oleh Alexander Febriano Widjanarko, sebagai Chief Culture Officer Hanwha Life Insurance, mengatakan bahwa sangat penting dalam memberikan literasi keuangan terutama dalam sektor asuransi, khususnya untuk pelaku bisnis.
“Asuransi dapat memberikan rasa aman, dalam menjalankan bisnis,” katanya.
Pendanaan bagi pelaku bisnis juga dapat diperoleh dengan cara melantai di bursa melalui Initial Public Offering (IPO) atau menerbitkan obligasi, yang prosesnya didampingi oleh perusahaan sekuritas.
Adapun sebagai narasumber dalam kegiatan ini yaitu Jogi Huxany Fatah, Head of Virtual Branch Priority PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk yang menjelaskan bahwa pasar modal dapat menjadi sumber pendanaan dalam bisnis, apalagi sekarang dapat memanfaatkan kemajuan digital.
Trimegah Sekuritas mendukung pernyataan Bursa Efek Indonesia bahwa IPO Saham dan Obligasi dapat menjadi opsi untuk memperoleh pendanaan dari pasar modal.
Kemudian, Head of Compliance PT Ciptadana Asset Management, Indrawan Rahardja, selaku membicarakan tentang Reksa Dana sebagai pilihan investasi para pelaku bisnis.
Dengan diadakannya acara ini, diharapkan para pelaku usaha dapat memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai jasa keuangan yang ada, sehingga dapat memanfaatkannya secara optimal.
“Pemanfaatan jasa keuangan untuk mendukung kegiatan usaha baik dari sisi pembiayaan dan investasi, serta perlindungan diri, merupakan kunci untuk dapat memperoleh kesuksesan menjalankan usaha,” tutup Dr. Haposan Siallagan. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post