Bonus Demografi atau Bencana Demografi?
MEDAN, Waspada.co.id – Penggunaan gadget yang tidak tepat menjadi ancaman serius bagi generasi muda. Ini merupakan masalah yang harus dipahami bersama, karena pencegahannya memerlukan upaya kolektif dari semua.
Demikian disampaikan Prof Dr dr. Ridha Dharmajaya Sp.BS, dalam Kajian Gadget Sehat di acara Kajian Islami PCPM, PCNA dan PC IPM Kampung Dadap, Minggu (9/6) di Masjid Taqwa Jalan Mustafa Medan.
Prof. Ridha, melanjutkan, jika tidak diatasi, maka dampak negatif dari penggunaan gadget yang salah akan semakin meluas.
Penggunaan gadget yang tidak tepat sangat mudah dilakukan, dan dampaknya bisa sangat merugikan. Salah satu dampak paling nyata adalah masalah kesehatan, baik fisik maupun mental.
Menurut dia, terlalu sering menggunakan gadget dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan penglihatan, postur tubuh yang buruk, dan masalah tidur.
Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat mempengaruhi persepsi realitas anak-anak kita.
Anak-anak yang terlalu sering terpapar konten kekerasan dari game online, misalnya, cenderung menunjukkan perilaku yang lebih agresif dan kurang empati terhadap teman-temannya.
“Mereka sering kali meniru apa yang mereka lihat dan tonton, yang dapat mempengaruhi interaksi sosial dan emosional mereka,” ujarnya.
Sebagai orang tua, penting bagi kita untuk mengatur waktu penggunaan gadget anak-anak. Disarankan agar anak-anak tidak menggunakan gadget lebih dari dua jam per hari.
“Lebih penting lagi, kita perlu mengawasi dan memahami apa yang mereka lakukan dengan gadget tersebut. Dengan begitu, kita bisa mengontrol dan mengarahkan penggunaan gadget ke arah yang lebih positif,” harapnya.
Menurut Prof. Ridha, anjuran ini bukan berarti harus melarang sepenuhnya penggunaan gadget, tetapi lebih pada mengatur dan membatasi penggunaannya dengan bijak.
“Dengan pendekatan ini, kita bisa membantu anak-anak kita memanfaatkan teknologi secara positif tanpa mengabaikan dampak negatif yang mungkin terjadi. Mari kita bersama-sama menjaga dan mengawasi penggunaan gadget pada anak-anak kita untuk memastikan mereka tumbuh dan berkembang dengan baik,” tandasnya.
Di sisi lain, Prof. Ridha menitip pesan kepada generasi muda untuk menjadi yang terbaik, sebab generasi muda inilah pewaris sah di negeri ini.
“Berbicara warisan, bukan hanya menerima, tapi bicara tanggung jawab. Jadilah generasi yang berkualitas, yang pintar, berakhlak baik, berfisik sehat, hanya dengan itu adek-adek InsyaAllah bisa embuat yang lebih maju lagi,” terangnya.
Pada hakikatnya, sambung Prof. Ridha, hari ini Indonesia mengalami bonus demografi. Untuk ini harus segera disikapi.
“Kalau adek-adek tidak berubah, maka bonus demografi akan berubah menjadi bencana demografi. Kalau itu terjadi, maka kita akan terpuruk. Makanya, pastikan bahwa adek-adek menjadi generasi yang berkualitas,” tukasnya.
Tak hanya itu, Prof Ridha juga berpesan kepada seluruh orang tua agar selalu mendampingi anak.
“Hari ini, kta tidak bisa meminta orang lain untuk bertanggung jawab. Karena sampai hari ini tidak ada satupun pemimpin pun yang mengerti dan peduli bahwa generasi muda kita terancam, oleh gadget kah atau yang lain. Tapi anak kita diberikan tanggung jawab ke kita, kita tidak bisa melepaskan walaupun tak ada pemimpin yang peduli,” sebutnya.
Seburuk apapun masa lalunya, sambung Prof. Ridha, jangan pernah men-judge.
“Mungkin aja mereka pernah mengalami pengalaman yang buruk, pernah terlibat narkoba, pernah putus sekolah, pernah di penjara, pesannya jangan pernah tinggalkan mereka, karena kalau bapak ibu tinggal mereka, biarkan mereka, maka mereka kehilangan harapan. Pada hakikatnya, bapak ibulah harapan mereka, ajak mereka ke masjid, meskipun harus bersusah payah, ajaklah terus menerus, karena hanya Allah lah yang membolak-balikkan hati mereka,” tutupnya. (wol/rls/pel/d2)
Discussion about this post