MEDAN, Waspada.co.id – Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, meminta segera dilakukan distribusi jagung pakan impor agar dapat meredam kenaikan harga di Sumatera Utara.
“Dalam kondisi seperti saat ini, dibutuhkan kebijakan cepat untuk meredam kenaikan harga. Ini penting karena jagung merupakan bahan baku utama pakan ternak,” tuturnya, Jumat (9/2).
Harga jagung pakan yang tinggi dapat meningkatkan harga komoditas daging ayam ras di pasar. Jika harga daging ayam terlalu mahal, Gunawan melanjutkan masyarakat akan beralih ke komoditas pangan pengganti misalnya tahu, tempe atau ikan.
“Itu bisa mengakibatkan peternak mandiri gulung tikar. Pemerintah tentu memerhatikan situasi ini sehingga muncullah kebijakan impor jagung,” ucap Gunawan.
Gunawan menilai kebijakan pemerintah untuk mendatangkan jagung impor dan menyalurkannya ke peternak melalui Bulog merupakan pilihan sulit yang harus diambil.
“Kebijakan pemerintah itu untuk melindungi konsumen tapi berisiko merugikan petani,” jelasnya.
Lalu untuk menekan harga, pemerintah melalui Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara menyalurkan sebanyak 440 ton jagung pakan impor kepada 21 peternak di wilayahnya, yang menjadi distribusi tahap pertama.
“Jagung pakan tersebut dibagi rata ke 21 peternak sehingga masing-masing mendapatkan 20 ton,” katanya.
Para peternak, yang diusulkan Dinas Perkebunan dan Peternakan serta asosiasi peternak ayam Sumut, mendapatkan jagung tersebut dengan harga Rp5 ribu per kilogram.
“Adapun Bulog Sumut mendapatkan alokasi jagung pakan impor sebanyak 8.220 ton yang akan tiba bertahap sampai Februari 2024. Di Sumut, berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata jagung di tingkat peternak mencapai Rp6.700-Rp6.860 per kilogram dalam satu pekan terakhir 26 Januari-2 Februari 2024,” terang Gunawan
“Nilai itu lebih tinggi dibandingkan harga acuan penjualan jagung di konsumen yang diatur pemerintah dalam Peraturan Bapanas Nomor 5 Tahun 2022 yakni Rp5.000 per kilogram,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post