JAKARTA, Waspada.co.id – Sejak pandemi Covid-19 melanda, tren gaya hidup masyarakat sudah mulai berubah. Mereka memilih hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat hingga olahraga.
Kebiasaan olahraga itu pun semakin berkembang dan makin diminati oleh masyarakat. Namun tidak bisa dipungkiri juga beberapa masyarakat yang olahraga hanya karena FOMO, atau ‘Fear of Missing Out’ (Takut Ketinggalan).
“FOMO tuh bagus tapi biasanya orang yang FOMO olahraga ingin naik cepat padahal fisiknya nggak siap. Itu sama aja kamu pakai Beat karbu tapi balapan sama Ninja,” ujar dr Tirta saat menjadi bintang tamu di Podcast PWK, baru-baru ini.
Alih-alih ingin mendapatkan tubuh ideal, olahraga berlebihan beresiko meningkatkan penyakit jantung dan kematian mendadak.
“Kita tau kapasitas, ketika heart rate udah empat, nggak ngepush, makanya ada kejadian futsal malam-malam meninggal, sepeda malam-malam meninggal, karena sebetulnya tubuhnya udah capek tapi dia maksa,” tutur dr Tirta.
Menurut dr Tirta ketika saat olahraga tubuh sudah kasih sinyal. Ketika sudah merasa lelah, sebaiknya istirahat dan jangan dipaksa.
“Misalnya kamu olahraga terus tubuh kamu pegalnya lama banget itu olahraganya udah berlebihan bangat. Tubuhmu gak sempat recovery jadi pegalnya sampai lebih dua hari, terus bukannya fun tapi lemes, pas olahraga emosional, nah itu sudah tahap stres, udah gak boleh dilanjutin,” katanya.
Dan kondisi tersebut diperparah dengan perilaku kebanyakan orang yang langsung menyetop asupan makanannya secara mendadak.
“Banyak orang yang belum siap untuk olahraga terus dia ingin have fun untuk olahraga dan langsung cut semua makanan secara dadakan. Makan cuma dada ayam, langsung ganti jadi makanan organik dan langsung olahraga yang berat. itu malah rentan sakit jantung,” kata dr Tirta.(wol/okezone/eko/d2)
Discussion about this post