MEDAN, Waspada.co.id – Tokoh masyarakat Kota Medan, Prof Dr dr Ridha Darmajaya Sp.BS (K) dianggap sebagai sosok yang benar-benar nasionalis.
Hal itu diungkap Hasudungan Siahaan terkait kedatangan Prof Ridha di acara Ummat Kristiani, KKR doa penyembuhan dan pelayanan yang dilayani oleh hamba Tuhan Pastor Sonny Alexander Loanel di Convention Hall Hotel Danau Toba Medan, Jumat (5/7).
“Terima kasih atas kehadiran Prof Ridha di acara KKR badan kerja sama gereja di Kota Medan. Prof benar-benar sosok nasionalis, religius termasuk acara seperti ini pak Prof berkenan hadir, ini salah satu aplaus luar biasa,” ujar Hasudungan selaku panitia acara dan juga pengurus BKSG-LKI Medan.
Hasudungan pun menilai kepribadian Prof Ridha atas nama badan kerja sama gereja kota Medan sangat baik dan layak untuk diapresiasi.
“Kami mengapresiasi pak Prof Ridha dan kami mendoakan pak Prof maju terus dan sukses dalam usahanya menjadi wali kota Medan,” katanya.
“Kami juga mengajak masyarakat khususnya masyarakat Kristen untuk bersama-sama mendukung Prof Ridha maju sebagai Wali Kota Medan periode 2024-2029 yang akan datang,” sambungnya.
Hasudungan juga tak menampik kehadiran Prof Ridha cukup memberi kesan yang mendalam.
“Kesan kami kepada beliau (Prof Ridha) dia tidak memandang suku, agama dan beliau berbaur dan bersilaturahmi. Ini luar biasa, Medan butuh orang seperti ini, butuh orang pemikiran yang bagus dan tinggi, butuh orang yang bermasyarakat dan merangkul semua agama. Nilai plus dan sukses buat Prof Ridha,” sebutnya.
Sementara itu Prof Ridha dalam sambutannya mengaku senang berada di sekitar orang-orang yang peduli dengan sesama.
“Saya senang sekali berada di sekitar bapak dan ibu sekalian terutama dari sisi kepanitiaan dan orang-orang yang berpartisipasi. Saya melihat inilah sebuah Tunggal Ika,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, secara pribadi Prof Ridha mengajak semua masyarakat kini tak perlu lagi berpikir kebhinekaan.
“Karena kebhinekaan itu sudah jelas arahnya. Saya gak bisa memilih lahir bersuku apa, semua juga gak bisa memilih mau lahir dengan suku apa. Pada hakikatnya kita memang Bhineka. Memang itulah keindahannya. Keberagaman itu menjadi keindahan buat kita,” katanya.
Tapi yang penting sambung Prof Ridha, bagaimana bisa menjaga Tinggal Ika.
“Yang apapun sukunya, apapun latar belakang politik ideologinya yang pasti kita punya keinginan yang sama. Kita berkumpul dalam negara Indonesia untuk menjadi makmur dan sejahtera,” tuturnya.
Untuk itu, apapun sukunya sebut Prof Ridha dan apapun agamanya, niatnya adalah keinginan pasti sama.
“Kita pasti ingin makan ketika lapar dan kita ingin berobat ketika sakit dan bisa mudah berobatnya. Ketika anak-anak mau sekolah kita ingin anak kita sekolah dengan baik,” katanya.
Suatu keinginan yang sama sehingga menurut Prof Ridha layak didiskusikan secara bersama agar mendapatkan keinginan yang sama juga.
“Saat ini gak perlu lagi bicara perbedaan kita, karena pada hakikatnya semua itu telah selesai. Ayo mari bersama-sama. Hari ini pak Pastur datang dari jauh dengan ketua panitia yang justru dari Protestan itu menunjukkan Tunggal Ika-nya,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah dari para undangan. (wol/rls/ags/d2)
Discussion about this post