MEDAN, Waspada.co.id – Yayasan Srikandi Lestari (YSL) bersama dengan Climate Justice Indonesia (CJI) menggelar festival demokrasi yang mengusung tema ekspresi tanpa batas, Kamis (11/7).
Dalam festival ini juga diadakan beragam kegiatan mulai dari dialog publik terkait menyempitnya ruang kebebasan berekspresi, musik, musikalisasi puisi, dan pameran lukisan.
Adapun tujuan dari festival demokrasi ini untuk mengidentifikasi serta melihat contoh pembatasan kebebasan berkumpul, khususnya terkait dengan advokasi keadilan iklim.
“Membangun persepsi antara aktivis dengan masyarakat dan pemerintahan termasuk aparat keamanan, karena selama ini apa yang kita lakukan untuk melindungi lingkungan, selalu bertentangan dengan pihak keamanan,” jelas Direktur Yayasan Srikandi, Lestari Sumiati Surbakti.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan sudah banyak pejuang lingkungan mendapat kriminalisasi atas dasar melanggar hukum meskipun Indonesia telah memiliki peraturan Anti-Slapp yang tertuang dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2009.
“Jadi berkaitan dengan hak bersuara dan berserikat dan adanya terdapat pembatasan berekspresi yang dapat dilihat dalam UU ITE,” pungkasnya.
Festival demokrasi yang berlangsung di Jalan Gagak Hitam, Medan Sunggal (Ayam Penyet Jakarta) diadakan pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB selama tiga hari mulai dari 11 Juli – 13 Juli 2024. (wol/ryp/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post