MEDAN, Waspada.co.id – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan berharap masyarakat tidak menerima pemberian uang yang populer disebut ‘Serangan Fajar’ untuk mencoblos salah satu pasangan calon tertentu.
Direktur LBH Medan Irvan Syahputra, menilai kecurangan Pemilu kali ini belum berhenti, diduga kurang dari 24 jam sebelum pencoblosan masyarakat akan dihadapkan dengan adanya ‘Serangan Fajar’ (Money Politic).
“Serangan Fajar yang diisyaratkan dengan meminta seseorang untuk memilih Paslon tertentu dan atau anggota legislatif menjadi sangat krusial menjelang detik-detik pencoblosan,” katanya, Selasa (13/2).
Oleh karena itu, LBH Medan mengimbau masyarakat khususnya di Sumatera Utara jangan menjual suranya hanya karena uang.
“Serangan Fajar akan menyengsarakan rakyat. Hal ini menggambarkan jika pemberian serangan fajar nantinya akan dikembalikan dengan praktik-praktik tidak baik semisal korupsi,” tegasnya.
Oleh karena itu, kata Irvan, masyarakat harus berani melawan, mendokumentsikan serta melaporkan jika adanya ‘money politic’. Bahkan, masyarakat secara bersama-sama juga harus mengawal pasca pencoblosan.
Irvan melanjutkan, LBH Medan menduga hal ini sebagai proses penghancuran demokrasi dan merupakan bentuk pelanggaran Pemilu yang serius.
“Politik uang menjadi cara yang digunakan elit-elit politik untuk mendapatkan kekuasaan dan jabatan serta dampak ke depanya menjadi cikal bakal Korupsi yang pastinya menyengsarakan rakyat,” ujarnya.
Maka berdasarkan hal tersebut, LBH Medan yang merupakan lembaga yang berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat, negara hukum dan hak asasi manusia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak memilih calon Presiden, Calon Legislatif yang melakukan politik uang ataupun ‘Serangan Fajar’ atau dengan kata lain tidak menjual suaranya.
“Serta mengajak masyarakat secara bersama-sama mengawal pemilu dan melawan serta melaporkan jika adanya ‘Serangan Fajar’ ataupun kecurangan pemiliu lainya, Hal ini harus dilakukan guna Indonesia yang lebih baik, adil dan sejahtera dan bebas dari pelanggaran HAM,” pungkasnya. (wol/ryp/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post