MEDAN, Waspada.co.id – Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan mengungkapkan masih ada sarana dan prasarana berusia tua yang dijadikan bahan praktik pelatihan bagi para guru SMK.
Hal itu dilihatnya ketika mengunjungi Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bangunan dan Listrik (BBPPMPV BBL) Medan, Jalan Setiabudi.
Dalam kunjungan yang dilakukan Sofyan Tan di beberapa ruangan laboratorium praktek BBPPMPV BBL Medan, ternyata masih ada mesin-mesin tua tahun 1980-an yang digunakan sebagai bahan pelatihan guru kejuruan. Meskipun ada juga sarana prasarana praktek yang masih dianggap layak.
Namun secara umum kondisi tersebut menurutnya cukup miris. Karena seharusnya seluruh sarana dan prasarana praktik yang dijadikan bahan untuk pelatihan guru SMK sudah mengikuti perkembangan teknologi. Agar para guru SMK dapat mentransfer ilmunya ke siswa di sekolah-sekolah kejuruan sesuai dengan kondisi kekinian.
Selain permasalahan mesin yang sudah tua, ketika Sofyan Tan berkunjung ke Lab Ketenagalistrikan, terdapat alat praktik yang sudah modern kerjasama dengan PT Schneider Indonesia. Namun permasalahannya, ketika para guru kejuruan dilatih menggunakan sarana yang ada di BBPPMPV BBL Medan tersebut, mereka tidak bisa mentransfer pengetahuannya ke sekolah tempatnya mengajar. Sebab di SMK belum ada tersedia sarana dan prasarananya.
“Jadi masalahnya ada dua. Satu sisi masih memakai mesin tua, dan di sisi lain ada yang sudah modern tapi tidak bisa diturunkan ilmunya ke sekolah. Karena SMK-nya tidak punya alatnya,” ungkapnya, Kamis (25/7).
Menurut Sofyan Tan, apa yang ditemukannya tersebut adalah kondisi nyata yang terjadi dalam dunia pendidikan vokasi di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri negara butuh biaya besar demi memenuhi kebutuhan perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kepala BBPPMPV BBL Medan, Drs Rasoki Lubis MPd juga mengungkapkan bahwa masih ada mesin berusia tua yang mereka jadikan sebagai bahan praktik guru kejuruan.
“Meskipun mesin tersebut masih mumpuni untuk dijadikan bahan latihan, namun tentu tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi. Karena itu dia berharap melalui Komisi X DPR RI dapat tetap memperjuangkan anggaran pendidikan khususnya bidang vokasi dalam rangka peningkatan keahlian para guru SMK,” jelasnya.
“Bahkan ada yang mesinnya seumuran dengan saya Pak,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post