MEDAN, Waspada.co.id – Terkait dengan laju tekanan iflasi di Sumatera Utara, Pj Gubernur Sumut harus mewaspadai kemungkinan terjadinya tekanan inflasi di 5 bulan tersisa hingga tutup tahun 2024.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan berdasarkan data sumut membukukan deflasi selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juni dan Juli.
“Yang membuat laju tekanan inflasi di Sumut selama tahun berjalan hanya sebesar 0,81 persen pada bulan Juli. Capaian tersebut jangan sempat membuat Sumut terlena,” tuturnya, Rabu (14/8).
Pada bulan Agustus ini saja, Sumut diproyeksikan akan membukukan inflasi seiring dengan kenaikan harga cabai merah, cabai rawit dan daging ayam dan pemicu kenaikan harga cabai di Sumut dipicu oleh tingginya permintaan cabai merah dari Sumut ke luar Sumut.
“Temuan belakangan ini ada permintaan cabai merah ke wilayah Riau,” ungkapnya.
Lalu, situasi ini bisa saja berlangsung di bulan-bulan selanjutnya. Cabai merah diproyeksikan akan bergerak melandai pada bulan September mendatang.
Namun gangguan cuaca (kemarau) yang terjadi di luar Sumut bisa memicu kenaikan harga di wilayah Sumut. Atau yang biasa kita kenal dengan istilah inflasi kiriman dari wilayah lain.
Gunawan menyampaikan, sejauh ini Sumut memang diuntungkan dengan cuaca yang lebih bersahabat dibandingkan dengan wilayah lainnya. Dimana kita tentunya optimis bahwa sisi supply atau produksi di wilayah Sumut akan relatif terjaga.
Namun bukan berarti Sumut akan terbebas dengan kemungkinan potensi kenaikan harga atau inflasi di akhir tahun ini.
“Sehingga dibutuhkan kebijakan untuk memitigasi kemungkinan terjadinya lonjakan inflasi di tahun 2024 ini. Sumut masih berpeluang mencetak inflasi 2,5 persen-3 persen. Ada peluang kenaikan harga pangan dalam skenario terburuk di wilayah Sumut, jika wilayah di luar Sumut khususnya jawa menghadapi masalah kekeringan yang memicu terjadinya penurunan supply atau persediaan,” tambahnya.
Diletahui, inflasi bisa tersulut dan kembali menekan daya beli masyarakat. Sekalipun Sumut akan mampu membangun ketahanan pangan yang solid, namun Sumut tengah berada pada kemungkinan Sumut mampu mencegah datangnya inflasi.
“Karena ancaman inflasi Sumut hingga tutup tahun sejauh ini lebih dikarenakan faktor cuaca yang memburuk, serta ancaman dari memanasnya tensi geopolitik global,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post