PANYABUNGAN, Waspada.co.id – Bukankah kita tahu di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) banyak mengandung kekayaan mineral alam seperti emas?
Hanya saja pemerintahannya acuh tak acuh dengan sumber daya alamnya, kemiskinan masih menonjol, para mafia tambang yang merajalela.
Aparat Penegak Hukum (APH) saja bisa tarik ulur melakukan penindakannya. Siapa sebenarnya mereka, begitu berani melawan hukum?
Apakah mereka sudah mewanti-wanti yang akan terjadi sebelumnya atas kegiatan ilegalnya? Seperti kata pepatah, Sedia ‘Payung’ Sebelum Hujan.
Bayangkan, sudah sering diberitakan soal kegiatan pertambangan emas ilegal ini bahkan juga pernah digerebek dengan belasan barang bukti ekscavator, namun tetap saja ada yang beroperasi.
Kok bisa begitu? Memang kesungguhan APH di sini dipertaruhkan. Jangan sampai ada rasa khawatir dalam melakukan penindakan, harus tuntas supaya yang ilegal itu jangan jadi legal karena emasnya.
Kita tahu dari beberapa kasus yang pernah terjadi, terkadang masyarakat kerap ‘dikambinghitamkan’ atau jadi tameng bagi mereka.
Di sini APH harus gandeng pemerintah daerah dan bila perlu mendiktenya. Karena selama ini terkesan mencari pencitraan, tidak mampu berinovasi mengembangkan daerah padahal memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah.
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Madina ini dikelilingi oleh bukit barisan. Bukit bagian timur saja tersimpan berton-ton timah, bahan baku semen, bauksit dan batubara.
Sebelah barat, ada emas dan panas bumi. Belum lagi perkebunan, pertanian bahkan banyak pula daerah yang punya panorama alam yang indah yang bisa dijadikan objek pariwisata.
Sungguh tidak ada keseriusan atau memang tidak pandai mengelola, sangat disayangkan hanya lebih keseringan terdengar dengan ‘cakap-cakap’ politik saja.
APH juga dituntut, setidaknya yang ditempatkan APH yang hobi berantas kejahatan agar mampu mengkerdilkan para mafia tambang. Tentunya Kabupaten Madina ke depan akan lebih maju. (wol/wang/d2)
Discussion about this post