MEDAN, Waspada.co.id – Bakal Calon (Balon) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) menyindir Pengurus DPP dan DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tidak mengusungnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut 2024.
Pernyataan itu disampaikan Edy Rahmayadi merespon narasi yang dibangun para pengurus PKS pasca memberikan dukungan kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai bacalon Gubernur Sumut.
“PKS Yang lebih tau, PKS yang paling tau, mengapa dia tak mendukung saya,” kata Edy menjawab pertanyaan wartawan soal dukungan PKS, di Kediamannya, Taman Edukasi Buah Cakra, Minggu (18/8).
Mantan Pangkostrad ini juga memperingatkan para pengurus DPP dan DPW PKS Sumut agar jangan mencari pasal pembernaran dengan membangun narasi yang menyudutkan dan merugikan dirinya sebagai salah satu bacalon di Pilgub Sumut 2024.
“PKS Jangan mencari-cari pasal pembenaran, kalau kemudian dengan itu mengganggu elektabilitas saya, saya akan sampaikan apa yang sebenarnya,” ungkapnya.
Gubernur Sumut periode 2018-2023 ini mengaku merasa prihatin dengan sikap politik PKS yang memilih mendukung rezim pemerintahan. Padahal PKS sendiri diketahui merupakan partai yang paling getol mengkritik dan menolak dinasti politik.
“Kasian partai PKS ini, akibat rezim, jadi seenaknya menjalankan partai yang notabene yang diharapkan masayarakat atau umat sebagai partai dakwah,” ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Pangdam I/BB ini juga mengingatkan para pengurus PKS agar kembali pada jalannya sebagai partai dakwah yang dicintai masyarakat dan ummat.
“Sampaikan kalau itu benar, katakan kalau itu salah,” tegasnya.
Disinggung mengenai adanya sembilan alasan PKS mendukung Bobby Nasution dalam Pilgub Sumut 2024, seperti persoalan mendukung Kemerdekaan Palestina, masalah narkoba, infrastruktur, pengembangan iklim usaha, masalah kriminal, permudah akses pendidikan, merangakul semua elemen masyarakat, program keummatan, dan good and clen governance (mewujudkan pemerintahan yang baik).
“Tidak ada satupun dari 9 yang ditulis PKS itu, satupun yang membernarkan PKS tidak mengusung Edy,” sebutnya.
Saat ditanya lagi, apakah ada persoalan lain yang menyebabkan PKS bermenuver atau mbalelo dari Edy Rahmayadi. Mantan Ketua PSSI itu mengaku tak mau membuka aib partai yang ia nilai sebagai representasi politik ummat Islam itu.
Namun, Edy Rahmayadi mengingatkan agar pengurus PKS tidak membangun narasi yang menyesatkan ummat untuk menjawab pertanyaan kader PKS, simpatisan PKS dan masyarakat yang mencintai PKS.
“Yang paling tau PKS, jadi PKS diam saja, saya juga tidak mau membuka aib kepada masyarakat kita,” pungkasnya.
PKS sendiri merupakan partai yang mengusung Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) di Pilgub Sumut 2018 lalu. Selama lima tahun, PKS membersamai Edy Rahmayadi dalam memimpin Sumut.
Dari informasi yang dihimpun wartawan, PKS merupakan partai yang paling dekat dengan Edy Rahmayadi, walaupun sebenarnya Edy tidak memiliki KTA PKS, tapi apa yang dilakukannya sudah seperti kader PKS. Sehingga masyarakat menilai Edy Rahmayadi adalah PKS.
Dengan kedekatan itu, PKS juga mendapatkan akses dan fasilitas yang lengkap dari Edy Rahmayadi. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post