JAKARTA, Waspada.co.id – Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar dan berlimpah, salah satunya adalah rempah-rempah yang beranekaragam. Tak heran jika Indonesia memiliki banyak herbal yang efektif untuk menyebuhkan berbagai macam penyakit. Bahkan beberapa herbal ini sudah mendunia lho.
Seperti diketahui, meski zaman makin modern, masih banyak masyarakat Indonesia yang meminum jamu, entah untuk pengobatan atau sekadar menjaga kebugaran. Hebatnya, kini jamu tradisional Indonesia makin mendunia, berkat ditetapkannya budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO.
Merangkum dari laman resmi Kemenparekraf RI, Minggu (18/8/2024), penetapan budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda dibahas dalam sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana pada Rabu, 6 Desember 2023. Capaian ini pun menempatkan budaya sehat jamu sebagai WBTb ke-13 dari Indonesia.
Banyak literasi terkait makna dan arti jamu. Ada yang mengartikan jamu gabungan dari dua kata ‘Jawa’ dan ‘ngramu’, sehingga mengandung arti ramuan yang dibuat oleh orang Jawa. Teori lainnya menyebutkan, jamu berasal dari bahasa Jawa Kuno ‘Djampi’, yang berarti metode penyembuhan dengan ramuan herbal.
Lantas herbal khas Indonesia apakah yang telah mendunia?
Temulawak yang merupakan tanaman asli Indonesia ditetapkan sebagai tanaman obat unggulan. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa penetapan temulawak sebagai tanaman obat tradisional unggulan Indonesia didasarkan pada banyaknya kandungan yang terdapat di tanaman tersebut.
Beberapa kandungannya diantaranya zat besi, vitamin, kalsium, sodium dan asam folat. Selain itu, temulawak juga mengandung banyak zat aktif salah satunya kurkuminoid yang berkhasiat untuk mencegah berbagai penyakit hati seperti fatty liver, sirosis bahkan kanker hati.
“Penyakit fatty liver itu pengobatannya susah, tapi ada tanaman Indonesia yang bisa mengobati. Karena itu butuh antioksiden yang bernama Kurkumin,” tutur Menkes dalam siaran pers di laman resmi Kemenkes.
Dia berharap dengan penetapan ini, kedepan upaya pengembangan dan riset kandungan dalam tanaman temulawak terus dilakukan agar lebih banyak mendapatkan manfaat kesehatan yang didapatkan.
Menkes juga berharap ditengah perkembangan riset temulawak sebagai bahan baku obat, nantinya sektor farmasi dapat membantu mempromosikan produk ini secara aktif, sehingga dapat dikenal secara luas tidak hanya nasional tapi juga global.(wol/okezone/eko/d2)
Discussion about this post