CAKAPMELAYU VOL. 2
MEDAN, Waspada.co.id – CakapMelayu Vol. 2 kembali digelar di Avros Cafe, Jl. Pemuda No. 2, Aur, Kesawan, Sabtu (24/8). Kegiatan kali ini mengusung tema #JENAKA MENJEJAKI TANAH KESAWAN; Dahulu, Kini, dan Nanti.
Tema yang dibawakan kali ini membawa audiens menjejaki ruang dan waktu dalam menjelajahi warisan Tanah Kesawan. Kegiatan ini hasil kolaborasi Medan Heritage, Malay Creative Project, Avros Cafe, Musperin dan Duta Damai BNPTRI Regional Sumatera Utara.
Disebutkan, perlunya acara ini diselenggarakan agar generasi saat ini bisa kembali menyebarluaskan sejarah Tanah Kesawan ke banyak orang. Dalam acara #JENAKA (Jelajah Sejarah Kota), Sultan Deli XIV Tuanku Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alamsyah, turut hadir dan memberikan informasi singkat seputar sejarah Kesawan di sekitar Jalan Pemuda.
“Di dekat Kantor Imigrasi, seputaran Jalan Pemuda ini juga terdapat situs peninggalan sejarah Datuk Kesawan Suka Piring Negeri Deli,” kata Tuanku Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alamsyah, dalam sambutannya.
Sementara itu, Peminat Sejarah, Tengku Muhammad Haris Sjah, sebagai narasumber yang juga hadir, membahas tuntas mengenai Tanah Kesawan pada masanya yakni Kesawan dari kampung menjadi kota.
“Saat itu ada ada empat kampung yakni Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir. Ada dua aliran sungai di kawasan tersebut yakni Sungai Deli dan Sungai Babura,” ulasnya.
Salah seorang peserta dari JENAKA, Sarah Ritonga, berharap agar cerita sejarah Tanah Kesawan ini bisa disebarluaskan lebih maksimal sehingga generasi sekarang ataupun nanti bisa juga belajar sejarah baik dalam bentuk tulisan atau dokumentasi yang dipublikasikan.
Selain itu, kegiatan ini ditutup dengan live Mural oleh Zakiyah Borreg salah satu anggota Duta Damai BNPTRI Regional Sumatera Utara. Zakiyah menyebut, Kesawan adalah ikon yang paling dikagumi oleh anak muda saat ini. Seperti Lonsum (London Sumatera) yang menjadi ikonik dan spot foto anak muda sehingga Zakiyah tertarik untuk melukis gedung Lonsum sebagai salah satu gedung bersejarah di Kesawan.
“Menjelaskan suatu sejarah bisa melalui berbagai arah, misalnya mural. Dengan media mural orang akan tertarik mengenal sejarah lebih dekat,” tutup Rizky Nasution, Founder Medan Heritage. (wol/rls/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post