MEDAN, Waspada.co.id – Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan ada beberapa harga kebutuhan pangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga di bulan Juli sebelumnya.
“Seperti harga cabai rawit dan minyak goreng. Sejauh ini, cabai rawit bertahan mahal dikisaran angka Rp47.000 hingga Rp55.000 per Kg,” tuturnya, Jumat (30/8).
Padahal di bulan Juli, harga cabai rawit sempat ditransaksikan dalam rentang Rp34.000 hingga Rp38.000 per Kg. Sementara harga minyak goreng curah mengalami kenaikan tipis.
Minyak goreng curah terpantau naik di dua pekan jelang penutupan bulan Agustus. Harga minyak goreng curah naik sekitar Rp300 per Kg yang paling mahal, menjadi Rp17.300 per Kg mengacu kepada PIHPS Sumut.
“Untuk harga cabai merah, yang saat ini berada dikisaran Rp26.000 hingga Rp33.000 per Kg, sebenarnya menunjukan volatilitas harga yang relatif tidak jauh berbeda dengan harga di bulan sebelumnya. Bahkan cabai merah di bulan agustus sempat menyentuh Rp50.000 per Kg meskipun kembali turun. Jadi cabai merah tetap berpeluang menyumbang inflasi di bulan Agustus,” ungkapnya.
Selain itu, harga telur ayam berdasarkan hasil pengamatan langsung juga mengalami kenaikan. Harga telur aik sekitar Rp100 per butirnya. Diketahui, harga telur ayam paling banyak ditransaksikan dalam rentang Rp1.400 hingga Rp1.900 per butir untuk wilayah Kota Medan, dan kabupaten atau kota yang bersebelahan dengan Medan.
Untuk harga daging ayam, juga relatif stabil. Harga daging ayam sejauh ini bergerak dalam rentang Rp22.000 hingga Rp33.000 per Kg untuk Kota Medan, Deliserdang, Langkat, Siantar atau wilayah lain yang belum terpaut jauh dari Kota Medan. Dan yang paling mahal ada di Kota Sibolga mengacu kepada PIHPS, dimana harga daging ayam menyentuh Rp38.250 per Kg nya.
“Selebihnya harga kebutuhan masyarakat masih relatif stabil. Dan bila mengacu kepada realisasi sejumlah harga kebutuhan pangan tersebut, saya menghitung bahwa Sumut akan mencetak inflasi di bawah 0.2% pada bulan agustus. Realisasi inflasi Sumut di bulan ini masih terbilang rendah. Dan pemicu inflasi didominasi oleh masalah cuaca, serta gangguan supply yang didorong oleh masa panen yang sudah lewat,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post