MEDAN, Waspada.co.id – Harga cabai merah terus bergerak turun seiring dengan meningkatnya sisi persediaan.
Harga cabai merah ditransaksikan dalam rentang Rp25.000 hingga Rp33.000 per Kg di Medan dan Deliserdang, Langkat dan sekitarnya.
Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, menuturkan sejumlah wilayah penyangga produksi cabai di Sumut khususnya dari Batubara mulai memasuki musim panen besar di September.
“Produksi dari Batubara akan membuat permintaan cabai merah dari wilayah Riau bisa diatasi. Selanjutnya, produksi dari wilayah Sumut lainnya seperti Kabupaten Karo juga akan mampu menyangga konsumsi masyarakat di wilayah perkotaan,” tuturnya, Senin (2/9).
Untuk harga cabai rawit yang belakangan ini berfluktuasi dan masih bertahan mahal diproyeksikan juga akan bergerak turun pada bulan September.
“Harga cabai rawit yang di hari ini berada di kisaran Rp48.000 hingga Rp55.000 per Kg di Kota Medan dan sekitarnya dan punya peluang untuk turun dikisaran Rp35.000 ke Rp40.000 per Kg,” katanya.
Sebab di wilayah Jawa, terjadi tren penurunan pada komoditas cabai rawit merah. Dan ini ada pengaruh secara tidak langsung terhadap potensi penurunan harga cabai rawit di wilayah Sumut.
“Sementara, harga daging ayam juga terpantau stabil kecenderungan turun. Ada penurunan sekitar Rp1.000 per Kg di akhir pekan ini,” jelasnya.
Harga daging ayam di Sumut disebutkannya sejauh ini bergerak dalam rentang Rp21.000 hingga Rp35.000 per Kg. Harga daging ayam juga masih rawan turun atau setidaknya bergerak stabil dengan kecenderungan turun di bulan September.
“Penurunan harga daging ayam akan tertahan oleh kenaikan harga pakan ternak. Dimana harga pakan ternak (jagung) mengalami kenaikan dari Rp4000-an per Kg, menjadi Rp5.000-an per Kg di akhir Agustus jelang awal September,” ungkap Gunawan.
Lalu cenderung bisa mengerek kenaikan harga telur ayam ke depan. Dimana harga telur ayam belakangan ini sudah mengalami kenaikan Rp100 per butirnya. Selain itu, harga beras berpeluang untuk bergerak dengan cenderung turun, minyak goreng juga berpotensi turun.
“Selebihnya harga komoditas pangan strategis berpeluang bergerak stabil, dengan fluktuasi harga yang terbatas,” pungkasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post