Padang, Waspada.co.id – PT Pelabuhan Tanjung Priok atau dikenal dengan PTP Nonpetikemas, sebagai penyedia layanan pelabuhan non-petikemas di Indonesia, terus memperkuat posisinya melalui transformasi menyeluruh yang telah dimulai sejak tahun 2023.
Transformasi ini salah satunya terlihat pada Cabang Teluk Bayur, yang terletak di Sumatera Barat. Sebagai pelabuhan strategis yang menangani beragam komoditas seperti curah kering, curah cair, dan general cargo, Teluk Bayur telah melakukan berbagai peningkatan yang signifikan.
Sejak dimulainya transformasi, kinerja penanganan komoditas di pelabuhan ini menunjukkan tren positif. Hingga Juli 2024, penanganan curah cair, khususnya CPO (Crude Palm Oil), mencapai kinerja (Ton/Ship/Day (T/S/D) sebesar 6.577 ton dan throughput sebanyak 1,5 juta ton. CPO yang ditangani diekspor ke berbagai negara, termasuk Malaysia, Bangladesh, Myanmar, Spanyol, India, dan banyak lainnya.
Transformasi yang dilakukan mencakup peningkatan fasilitas dan peralatan pelabuhan. PTP Nonpetikemas Teluk Bayur kini memiliki dermaga sepanjang 917,3 meter persegi dan area penumpukan seluas 36.341 meter persegi, yang mendukung berbagai jenis kargo.
Setelah transformasi pada akhir 2023, kekuatan pelayanan semakin andal didukung dengan peningkatan kompetensi SDM yang tersertifikasi, peralatan yang modern seperti Gantry Jib Crane 3 Unit, Wheel Loader 5 Unit, Excavator 3 Unit, Head Truck 2 Unit, Reach Stacker 1 Unit, Hopper 2 Unit, Dump Truck 6 Unit, Grab 3 Unit, Flexible Hose 35 Unit, Pipa Galvanis 27 unit, ditambahkan untuk mendukung operasional yang lebih efisien dan cepat.
Branch Manager PTP Nonpetikemas Cabang Teluk Bayur, Fauzi, menyoroti transformasi teknologi sebagai bagian kunci dari peningkatan kinerja. “Implementasi sistem operasi pelabuhan terintegrasi, PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose), telah mempermudah monitoring kegiatan bongkar muat serta seluruh proses bisnis pelabuhan, mulai dari transaksi operasi hingga perencanaan dan pengendalian,” ujar Fauzi.
Sekretaris Perusahaan PTP Nonpetikemas Fiona Sari Utami turut menegaskan komitmen perusahaan dalam transformasi ini.
“Transformasi yang dilakukan PTP Nonpetikemas tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga untuk memperkuat daya saing di tingkat nasional dan internasional. Kami berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan yang lebih baik melalui peningkatan infrastruktur, teknologi, dan SDM yang berkelanjutan,” ungkap Fiona.
Selain itu, transformasi HSSE (Health, Safety, Security, Environment) juga menjadi prioritas utama. Dengan penerapan budaya “Safety is everyone’s responsibility,” PTP Nonpetikemas Teluk Bayur berkomitmen untuk memastikan keselamatan kerja melalui berbagai program, termasuk safety briefing, management walkthrough, dan patroli rutin.
“Inisiatif ini sejalan dengan semangat “Datang Selamat, Kerja Selamat, dan Pulang Selamat,” yang meliputi keamanan orang, kapal, alat pendukung operasi, lingkungan, dan fasilitas,” tambah Fiona.
Teluk Bayur, yang dikenal sebagai pintu gerbang ekspor-impor Sumatera Barat, kini semakin siap menghadapi tantangan global berkat transformasi yang terus berlanjut. Pelabuhan yang sebelumnya dikenal dengan nama Emmahaven ini memiliki sejarah panjang sejak era kolonial Belanda, dan kini menjadi salah satu pelabuhan kunci dalam jaringan PTP Nonpetikemas.
“Dengan komitmen terhadap pelayanan terbaik, keselamatan, dan ketepatan waktu, PTP Nonpetikemas Teluk Bayur bertekad untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan regional,” tutupnya. (Wol/rls/ega/d2)
Discussion about this post